Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Batu Salju", Novel Sulung Prasetyo yang Tercipta dari Balik Jeruji

26 September 2022   22:33 Diperbarui: 27 September 2022   08:09 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batu Salju. Judul novel karya Sulung Prasetyo yang diterbitkan oleh Lingkar Bumi, tiba di rumah saya beberapa hari lalu. Ada dua ekslempar. Bisa jadi satu buat saya, satu lagi buat suami.

Sulung Prasetyo saat ini masih menjadi warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cibinong, Jawa Barat. Seorang kawan -- yang juga teman dekat suami, tergelincir ke sini akibat penyalahgunaan narkoba alias narkotika dan obat-obat terlarang.

Entah sudah berapa tahun ia menjalani hukuman. Pastinya, tahun depan, dikabarkan ia sudah bisa menghirup udara bebas. Syukurlah, itu berarti ia bisa kembali beraktifitas seperti biasanya dan berkumpul bersama teman-teman, juga keluarga.

Kembali ke buku novel terbarunya yang menjadi sekuel pertama petualangan Andrei Trotski. Bukunya ini sempat dibedah oleh Lapas Kelas IIA Cibinong, bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional ke-57 tahun 2022, Kamis 8 September 2022.

Kegiatan digawangi oleh Volunteer Ilmu Pengetahuan di bawah binaan program
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Lapas Kelas IIA Cibinong.

Mengapa buku karya Sulung Prasetyo ini sampai harus dibedah? Karena, sebagaimana disampaikan Kepala Lapas Kelas IIA Cibinong Usman Madjid, pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi karya Warga Binaan Permasyarakatan (WBP).

Ini menjadi bukti meski terkurung dalam ruang yang geraknya terbatas dan terawasi, seorang WBP masih bisa berkarya. Sesuatu yang positif perlu diapresiasi dan dihargai. Terlebih ini adalah pengkaryaan dalam literasi.

"Jadi, jangan berkecil hati bahwa tidak bisa menghasil karya ketika berada di lembaga pemasyarakatan. Jangan patah semangat atau putus asa," tuturnya.

Acara bedah buku ini juga diharapkan mampu mendobrak potensi yang ada di dalam diri para warga binaan Lapas Kelas IIA Cibinong yang mencintai literasi.

Bedah buku ini menjadi penting agar dapat membuka paradigma berpikir dan perilaku masyarakat tentang pandangan negatif yang kerap melekat pada mantan warga binaan lapas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun