Anak pertama saya minta dibuatkan nasi goreng untuk sarapan. Hari ini jadwal ia masuk pembelajaran tatap muka. Masuknya jam 10 pagi. Sebelum berangkat ia pun memesan menu sarapan kepada saya.
Di meja makan saya lihat ada teri nasi, balado udang, dan sambal hijau sisa semalam. Ada beberapa telur mentah juga sih di kulkas.
"Nasi gorengnya pakai teri sama udang saja ya, Kak. Pakai sambal hijau ya," kata saya, yang dijawab "terserah" oleh anak saya.
Pakai sambal hijau karena saya lagi malas ngulek bumbu saja. Dalam sambal ini kan sudah lengkap juga. Ada bawang merah, bawang putih, cabai hijau, dan tomat hijau.Â
Sambal ini juga tanpa digoreng, tetapi direbus, lalu diulek deh. Ini sambal kesukaan anak kedua saya.
Jadi, untuk menghemat waktu dan tenaga, bumbu nasi gorengnya ya saya pakai sambal hijau saja.
Nasi goreng memang menjadi makanan favorit anak-anak saya. Selama di dapur masih ada bawang putih, bawang merah, dan garam, lalu diulek atau diiris, dicampur nasi, dimasak sebentar, jadi deh nasi goreng paling sederhana.
Kalau mau lebih lengkap ya tambahkan cabai merah, bawang daun, telur, daging ayam, dan sayuran.Â
Mau lebih lengkap lagi? Ya kita bisa berkreasi sendiri sesuai selera. Pakai sosis, jamur, kecap, dan lainnya. Ya, suka-suka kita saja. Seperti yang sering saya lakukan.
Tapi, tidak setiap hari saya menyajikan nasi goreng meski anak-anak minta. Tetap harus ada variasi agar anak-anak tidak bosan. Lagi pula tidak baik juga makan nasi goreng setiap hari.