Anak pertama saya, Putik Cinta Khairunnisa, Â dan anak kedua saya, Annajmutsaqib, selain bersekolah di tempat yang sama -- mulai TK, SD, SMP, juga memiliki aktifitas olahraga yang sama, pencat silat. Anak-anak saya bernaung di perguruan bela diri yang sama, Padepokan Gending Jagat Buana.
Awalnya, ketika anak pertama saya kelas 4 SD dan adiknya kelas 3 SD, sering melihat kawan-kawan kompleks rumah berlatih pencat silat di lapangan, yang tidak begitu jauh dari rumah.
Karena sering melihat, menumbuhkan minat anak-anak saya untuk ikut bergabung. Anak-anak lantas meminta ijin kepada saya. Tentu saja saya mengijinkan karena bernilai positif buat pembentukan karakter anak saya ke depannya.
Setiap akhir pekan, rutinas anak-anak ya berlatih pencat silat di lapangan. Dari jam 8 pagi hingga jam 9.30 pagi. Mengenakan pakaian khas bela diri Gending Jagat Buana berwarna putih polos. Mulai dari sabuk putih, kuning, orange, hingga merah.
Saya selalu mengikuti perkembangan tingkatan pencat silat anak-anak saya. Yang saya tahu tiap-tiap tingkatan akan menjalani masa berlatih selama lebih kurang 6 bulan. Pelatihlah yang menentukan apakah pesilat layak naik tingkat atau tidak.
Setelah itu, diadakan ujian kenaikan tingkat yang ditandai dengan bergantinya warna sabuk. Ujian kenaikan sabuk ini wajib diikuti bagi para Gadsi (sebutan bagi siswa GJB) untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Untuk sabuk putih dan kuning, ada empat unsur yang diuji yaitu kecepatan, daya tahan, kekuatan dan power. Sedangkan untuk sabuk orenge-merah ujian dititikberatkan pada kekuatan fisik dan mental.
Tingkatan selanjutnya ditentukan dan disesuaikan dengan kesanggupan, penguasaan serta pemahaman materi yang didapat pada tiap tingkatan.
Saya sering mendampingi saat anak-anak kenaikan tingkat, juga ketika ada pertandingan pencat silat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sering juga mengantarkan anak-anak ke tempat kegiatan alam yang biasanya diadakan selama 2 hari dan menginap.
Setiap hari ulang tahun Gending Jagat Buana, selalu diperingati dengan mengadakan pertandingan yang pesertanya para Gadsi dari berbagai wilayah.
Tidak hanya di Depok saja, bahkan se-Jabodetabek mengingat padepokan ini juga tersebar di luar Kota Depok, dan diikuti Gadsi dari berbagai tingkatan pendidikan.