Lanjut dengan membuat bumbunya:
3 butir bawang merah
3 buah cabai merah
3 buah cabai rawit
3 siung bawang putih
1 buah tomat
1 ruas lengkuas
1 ruas jahe
1 ruas kunyit
1 batang sereh yang dipipihkan
1 lembar daun jeruk diiris-iris
Bumbu-bumbu ini saya ulek sampai halus, kecuali batang sereh dan daun jeruk. Lalu saya tumis dengan sedikit minyak goreng hingga harum. Masukkan batang sereh. Tuangkan sedikit air, kasih sedikit garam, sedikit gula, sedikit penyedap rasa.
Kemudian saya masukkan tahu yang sudah digoreng, diaduk-aduk, masukkan santan instan, tak lupa masukkan pula irisan daun jeruk. Tunggu mendidih sebentar, lalu matikan kompor. Sajikan deh di piring.
Tara... jadilah rendang tahu ala chef Bunda Tety. Tidak butuh waktu lama. Tidak selama memasak rendang daging atau rendang paru. Pokoknya simpel dan tanpa ribet.
"Kak cobain deh rendang tahu masakan Bunda, enak deh," kata saya promosi saat adzan maghrib berkumandang tanda waktunya untuk berbuka puasa.
Mendengar kata rendang, anak pertama saya antusias. Ia mengambil piring lalu menuangkan beberapa potong rendang tahu. Â Dimakannya tanpa nasi.
"Bagaimana, kak? Enak kan?" tanya saya yang dijawab enak.
Anak kedua pun menjawab enak. Diambilnya beberapa potong tahu. Saya coba sih rasanya sudah pas di lidah. Pedasnya terasa, gurihnya terasa. Oh iya, tingkat kepedasan tergantung selera ya.
Anak-anak lantas menambah, eh lama-lama jadi habis seporsi. Alhamdulillah...senang dong saya. Berarti masakan saya benaran enak dong. Laku dong jualan saya.
Suami tidak sempat merasakan nikmatnya rendah tahu buatan saya karena sudah keburu habis. Jadi, suami makan yang lain yang tersaji di meja makan. Sayur kacang merah dan rendang paru. Sama-sama rendang ini hahaha...
Bagi orang Indonesia, mengonsumsi tahu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Bisa sebagai lauk tambahan atau menjadi camilan. Rasanya yang gurih membuatnya disukai banyak orang.