Mohon tunggu...
NENGHENDRIYANI
NENGHENDRIYANI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jam kosong atau Gurunya Kosong?

10 November 2017   17:15 Diperbarui: 10 November 2017   17:35 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada banyak hal yang sangat disukai siswa sejak zaman dulu, (era 90-an) hingga zaman now ini. Yakni guru yang tidak disukainya tidak hadir di kelasnya, guru tidak memberi tugas apapun saat ia mangkir dari kelas tapi memberi nilai bagus di rapotnya, soal ulangan yang diberikan sudah dibocorkan seminggu sebelumnya dalam bentuk kisi-kisi ujian, dan rengking yang bisa ditukar tergantung dengan besarnya kado dan perhatian wali siswa terhadap si guru.

Fenomena ini masih banyak ditemui di tengah-tengah kita. Tak peduli apakah itu di jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan tinggi sekalipun. Ada banyak ketidakberesan di sana sini. Ada banyak kecurangan yang terjadi. Seakan semua sudah maklum dengan hal ini. Seakan ini bukan lagi dinilai dosa bagi si pelakunya. Hal ini terjadi tak hanya di kota besar, pinggiran, tapi juga di pelosok pedesaan. 

Seperti yang penulis temui dalam kesehariannya sehari-hari. Frekuensi kemangkiran guru di dalam ruang kelas dari tahun ke tahun semakin tinggi. Banyaknya kelas yang kosong pada saat jam kbm berlangsung sebenarnya tidak hanya terjadi pada bulan-bulan ini. Ini telah berlangsung lama bahkan sejak RSBI belum didengungkan pemerintah.

Ada banyak alasan guru mangkir dari tugas utamanya mengajar. Diantaranya lemahnya kontrol dari atasan. Tiadanya figur dari atasan yang bisa dijadikan contoh tauladan guru dalam bekerja. Padatnya jam mengajar yang mereka miliki; 30 -- 40 jam per minggu, atau 10 -- 12 jam per hari. Padatnya jam mengajar ini otomatis membuat mereka mengalami kelelahan fisik dan mental. 

Jumlah pembelajaran di SMK  per harinya ada 12 jam; masing-masing berlangsung selama 45 menit. Terdapat istirahat sebanyak dua kali; masing-masing 20 menit dan 45 menit. Dua kali istirahat ini rupanya tidak serta merta mengurangi kepenatan dan kelelahan mereka. Ini terbukti dari masih ditemukannya kelas kosong pada empat jam terakhir. Inilah jam kbm yang paling rawan sebetulnya. 

Di jam-jam inilah tingkat kelelahan mencapai puncaknya. Bagaimana tidak, seorang guru sudah harus berada di lingkungan sekolah sebelum pukul 07.00 wib. Ia baru pulang sekolah paling cepat pukul 17.00 wib setiap hari, kecuali Sabtu. Tentu saja ia haruslah memiliki stamina tubuh yang sehat dan kuat agar tetap bisa menyampaikan materi pelajarannya dengan kualitas sama baiknya dan sama primanya seperti kelas-kelas sebelumnya pada jam kbm berikutnya. 

Belum lagi jarak yang harus ditempuh dari satu kelas ke kelas berikutnya yang cukup berjauhan. Perlu diketahui, rata-rata luas smk di provinsi jawa Barat ini adalah 3 hektar. Pembelajarannya bersifat mobile. Artinya, para guru harus bergerak (pindah) dari satu kelas ke kelas berikutnya. Dengan kata lain, siswa tinggal menunggu gurunya datangn ke kelas mereka. Akibatnya, waktu yang dimiliki guru banyak terpakai untuk hal-hal yang sebetulnya bisa diperbaiki oleh sistem  manajemen sekolah andai sistem tersebut mau melakukannya. Waktu yang dibutuhkan setiap guru untuk pindah dari kelas ke kelas lainnya bervariasi. Ada yang hanya 5 menit, ada pula 10 menit; tergantung dari jauh dekatnya letak kelas yang dituju dari kelas sebelumnya. 

Kelelahan fisik ini masih pula ditambah beban pikiran yang harus mereka hadapi. Perbedaan kemampuan siswa dalam setiap kelas dan kompetensi keahlian memaksa mereka untuk terus berpikir kreatif tentang bagaimana cara yang tepat agar materi yang haerus disampaikan berdasarkan silabus dapat diberikan dengan baik, tepat dan tepat sasaran serta cepat dipahami siswa dengan cara yang menyenangkan. 

Untuk memikirkan beberapa teori, metode, dan strategi yang tepat digunakan untuk menyampaikan satu materi yang sama bagi dua kelas berbeda saja sudah pusing, apalagi bila guru ybs harus berpikir untuk lima kelas paralel yang dipegangnya. Lima kelas ini pun berbeda kompetensi keahlian dan program studinya. Otomatis tujuan pembelajaran yang hendak dicapaipun berbeda satu sama lain. 

Untuk memudahkan pemahaman anda, penulis berikan gambaran sebagai berikut. Guru A mengajar Bahasa Ingg

Ada banyak hal yang sangat disukai siswa sejak zaman dulu, (era 90-an) hingga zaman now ini. Yakni guru yang tidak disukainya tidak hadir di kelasnya, guru tidak memberi tugas apapun saat ia mangkir dari kelas tapi memberi nilai bagus di rapotnya, soal ulangan yang diberikan sudah dibocorkan seminggu sebelumnya dalam bentuk kisi-kisi ujian, dan rengking yang bisa ditukar tergantung dengan besarnya kado dan perhatian wali siswa terhadap si guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun