Mohon tunggu...
NENGHENDRIYANI
NENGHENDRIYANI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat B-Boys Berulah Semua Gerah

8 November 2017   17:26 Diperbarui: 8 November 2017   17:42 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi wali kelas di SMK tidaklah mudah. Ada persyaratan tidak tertulis yang harus dimiliki. Diantaranya adalah sabar, dapat memahami karakter anak perwalian, dan bisa mengatasi permasalahan siswa perwaliannya dengan bijaksana. Juga dapat bekerja sama dengan semua pihak, seperti orang tua, kesiswaan, BP/BK, dan psikolog.

SMK yang mayoritas siswanya laki-laki ini pastilah memiliki lebih dari segudang permasalahan. Mulai dari siswa yang malas belajar, senang bolos saat kbm, suka terlibat tawuran, pacaran melebihi batas kewajaran, melakukan pornoaksi dan pornografi, serta pecandu narkoba. 

Dari berbagai masalah di atas, aku pernah mengalami bagaimana menangani siswa yang malas belajar, senang bolos saat kbm, dan mulai mencoba memakai narkoba. Bukan hanya satu siswa yang mengalaminya tapi sekumpulan siswa yang menyebut dirinya B-Boys. B-Boys beranggotakan Rendy, Dody, Okie, Ferlee, David, Widi dan Darwin. Ketujuh anak ini berasal dari latar belakang keluarga dan pola asuh yang berbeda namun disatukan dengan kesamaan hobi di bidang dance. 

Rendy yang tinggi, putih, dan tampan tapi tidak pintar itu mengalami kesulitan bergaul dengan anak sekelasnya. Dari semua pelajaran SMK di jurusan otomotif, ia hanya suka belajar tentang teori saja. Ia paling ga suka kalau sudah mulai praktik. Kotor, katanya. Sebenarnya ia berasal dari keluarga yang baik, dan tingkat ekonomi yang bagus. Hal ini ditunjukkan dari pakaian dan gayanya. Namun, sebagai anak lelaki satu-satunya di rumah rupanya ia bermasalah.

Dody, David, dan Widi adalah anak korban kekerasan rumah tangga. Ayah mereka masing-masing menikah lagi saat mereka masih di bangku SMP. Kurangnya perhatian ayah dan tidak harmonisnya hubungan kedua orang tua rupanya menyumbangkan banyak masalah bagi perkembangan jiwa ketiga anak ini. Ketiganya bukan anak pandai di kelas. Semua pelajaran normatif dan adaptif selalu diremedial. Begitu pula sebagian besar pelajaran produktifnya. Walaupun mereka mau aktif di bengkel saat praktik tapi kemampuan mereka di bawah rata-rata anak sekelasnya. 

Sementara Okie adalah anak laki-laki tunggal di keluarganya. Kakaknya ada tiga orang, dan cantik-cantik. Sikap dan gaya sang kakak yang seperti foto model rupanya mengganggu perkembangan psikologis Okie. Dia mulai menyukai banyak hal yang berbau perempuan. UMenjadi siswa di kelas X Mekanik Otomotif 1 rupanya tidak serta merta menjadikannya lelaki yang macho. Ia sangat lemah gemulai.

Ferlee adalah anak tunggal dari seorang pedagang berketurunan cina di Paledang, Bogor. Sikap orang tuanya yang sangat memanjakan dan mengikuti seluruh kemauannya membuatnya manja, dan malas berusaha. Jadilah ia peringkat terakhir di kelas pada semester satu.

Dari seluruh anak B-Boys, Darwin adalah yang paling miskin. Ayahnya sudah tua dan hanya pedagang kecil. Saudaranya ada delapan orang. Darwin sendiri adalah anak terakhir. Keinginannya untuk bisa tampil seperti kawan sekelasnya yang merupakan anak-anak mampu membuatnya menimbulkan banyak masalah bagi keluarga dan sekolah. Pernah ia bolos sekolah hingga dua minggu hanya karena marah tidak dibelikan motor oleh ayahnya. 

Awalnya semua berjalan baik. B-Boys layaknya anak SMK lainnya di kelasku rajin sekolah setiap hari. Namun setelah tata tertib baru mulai dilaksanakan pada bulan Agustus semester satu mulailah masalah bermunculan. Satu demi satu mereka mulai kesiangan. Apabila mereka kesiangan maka mereka tidak dapat mengikuti pelajaran pada jam pertama sampai kedua. Mereka menjalani hukuman yang diberikan pihak kesiswaan melalui guru piket. Sebuah hukuman yang bersifat mendidik tentunya. 

Dari hari ke hari mereka mulai berani melanggar peraturan-peraturan sekolah lainnya. Sepertinya mereka tidak pernah kapok dengan peristiwa sebelumnya. Entah apa maksudnya. Yang pasti pihak kesiswaan dan BP kewalahan menanganinya. Laporan demi laporan masuk setiap harinya padaku. Hingga membuat pening kepala. Bagaimana tidak, yang bermasalah selalu itu-itu saja. Selalu anak B-boys. Baju seragam yang acak-acakan dan tidak sesuai aturan sekolah, kedapatan merokok di lingkungan sekolah, manjat pagar sekolah saat jam

 belajar, hingga menyimpan konten berbau pornografi di HP nya. Sampai berbuat usil kepada guru yang sedang mengajar di kelasnya hanya karena mereka enggan belajar. Oalah lengkap sudah penderitaan ku sebagai wali kelas yang setiap hari dihubungi kesiswaan dan guru-guru yang mengajar di kelasku hanya karena ulah anak-anak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun