Pendidikan di sekolah merupakan sarana untuk mencetak lulusan generasi penerus bangsa. Generasi tersebut diharapkan nantinya akan menghasilkan perubahan-perubahan positif, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan Negara. Tujuan dasar pendidikan yaitu meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Namun, pendidikan tidak hanya terfokus pada sistem kegiatan pembelajaran saja, akan tetapi pendidikan juga membutuhkan layanan untuk mengembangkan, mengontrol perkembangan peserta didik.
Bimbingan konseling merupakan layanan pendidikan untuk mencapai tujuan tujuan pendidikan tersebut. Pelayanan bimbingan konseling yang efektif, akan memberikan keberhasilan pendidikan bagi sekolah, karena bimbingan konseling menfasilitasi peserta didik dalam mengembakangkan minat, potensi yang dimiliki peserta didik.
Pendidikan dikatakan baik jika memiliki manajemen yang terstruktrur dan jelas. Manajemen  bimbingan konseling terdiri atas kegiatan pengorganisasian dan pengadministrasian. Bimbingan Konseling memiliki konsep dan peran yang ideal dan terstruktur.
Program layanan Bimbingan Konseling di sekolah tidak akan tersusun, terselenggara dan tercapai jika tidak dikelola dalam suatu sistem yang bermutu, baik dalam hal pengornasisasian,pengarahan, dan pengendalian sumber daya yang ada. Dalam usaha pencapaian bimbingan konseling tersebut, maka kegiatan pelayanan bimbingan konseling harus memiliki pengorganisasian dan pengadministrasian, agar kegiatan layanan tersebut terarah dan jelas.
Dalam manajemen bimbingan konseling, terdapat beberapa prosedur yang harus di perhatikan, pertama,planning. Pada tahap ini, konselor harus menyusun kegiatan program bimbingan konseling, kegiatan itu berua harian,mingguan,bulanan, atau tahunan.
Kedua, organizing. Pada tahap ini, konselor harus menganalisis pihak-pihak yang diajak kerjasama dalam merealisasikan kegiatan yang telah disusun. Ketiga, Untuk meningkan profesionalisme konselor, maka diperlukan staffing, yaitu konselor diupayakan untuk mengikuti kegiatan yang dapat menanmbah wawasan tentang bimbingan, misalnya seminar atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan bimbingan.
Keempat, motivating. Pada tahap ini, perlu di adakan peningkatan motivasi konselor, misalnya melalui pemberian penghargaan kepada konselor. Kelima, controlling. Pada tahap ini, konselor melakukan evaluasi terhadap kegiatan bimbingan konseling yang telah dilakukan. Setelah melakukan evaluasi, perlu diadakan analisis hasil evaluasi yang kemudian hasil analisisnya ditindak lanjuti.
Melalui manajemen yang baik, diharapkan kegiatan layanan bimbingan konseling tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam penyelenggaraannya.