Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikayat Selokan dan Prostitusi

26 Juni 2020   04:46 Diperbarui: 26 Juni 2020   04:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekotor apapun selokan tetap saja kita membutuhkan nya.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada para penggiat moral dan etika, yang saya tahu di belahan dunia mana pun tidak ada yang pernah berhasil menghapus praktek ini. Hemat saya cara pandang anda terhadap dunia ini harus di rubah.

Jika media ramai memberitakan pemerintah melakukan penutupan lokalisasi / prostitusi sebenar nya itu hanya kegiatan yang mubazir, paling tidak menurut saya pribadi ya. Saya juga percaya di beberapa tempat (menurut saya ya) pelacuran itu lebih tua / lebih awal di banding pernikahan, atau pernikahan itu sendiri muncul dikarenakan untuk menyikapi adanya pelacuran.

Maksud begini, jika pandang dari sisi sejarah (Zaman dulu banget pra aksara lah) lelaki itu tidak membutuhkan perempuan, dalam artian secara fisik lelaki bisa mempertahankan diri dan mencari makan sendiri, tapi perempuan di butuhkan untuk mempertahankan spesies ( bereproduksi).

Sebalik nya perempuan secara fisik kurang dalam hal apa yang bisa laki - laki lakukan seperti bertahan hidup dan mencari makan banyak resiko yang sulit dihadapi contohnya di kejar macan, manjat pohon, atau melakukan perburuan yang kemungkinan gagal nya lebih besar dari laki - laki. Ini zaman dulu ya zaman sekarang tentu berbeda, maka terciptalah sebuah semangat bekerja sama dengan melakukan pertukaran antar gender. dengan demikian naluri laki - laki dan perempuan sama - sama terpenuhi (saling membantu). 

Tapi hal seperti ini akan terputus pada waktu itu jika ada sepasang atau kelompok laki - laki dan perempuan, dan si laki - laki nya mengalami sakit atau meninggal, maka si perempuan harus menemukan laki - laki pada kelompok lain untuk rela melacurkan / bergabung di kelompok tersebut atau melakukan barter dengan layanan seksual karena tidak ada harta benda untuk di tukar. selain itu orang inggris pun menyatakan bahwa prostitusi adalah profesi tertua.

Di arab pada zaman Zahiliyah, yang kisah nya di abadikan dalam Al qur'an juga menyebutkan bahwa, pada saat itu para kabilah kecil ( orang miskin, suku / kelompok miskin) itu mengubur anak perempuan karena selain tidak bisa di andalkan saat perang, tanah arab itu dikenal dengan tanah yang gersang, untuk mendapatkan sumber kehidupan seperti air dan makanan mereka harus bertarung satu sama lain. Makanya anak laki - laki yang dijadikan aset untuk kelompok dan kehidupan para keluarga untuk hidup, karena anak laki - laki biaa berburu, berperang dan kegiatan lain nya. Sedang kan perempuan dinilai sebagai beban karena hanya bisa makan. Maka di sinilah peranan perempuan di berdayakan untuk menjadi sebuah nilai dengan melakukan pertukaran atau menjual layanan seks kepada kaum laki - laki paling tidak bertahan hidup lebih lama ( bukan pernikahan ya).

Setelah semua itu baru lah pernikahan muncul untuk melindungi perempuan. Saya disini bukan bias gender atau sexiest terhadap perempuan, tapi adalah kajian sejarah. Oleh sebab itu, saya bukan pesimis jika melihat sejarahnya pelacuran itu bermula maka apa yang di lakukan pemerintah saya nilai percuma jika merujuk pada hal ini. Atau jika agan tau ada pemerintahan secara menyeluruh ada yang berhasil mengahapuskan prostitusi bisa kasih tau saya di bawah, karena saya tidak pernah tau sampai saat ini.

Belum lagi kegiatan prostitusi di legalkan pada zaman dulu pada berbagai ritual seperti di mesopotamia yang terkenal dengan kuil kesuburan (ishtar) yang di dalam nya di siap kan para wanita untuk melayani laki - laki yang masuk ke kuil dengan membayar tentunya dengan dalih sumbangan dan kegiatan sex di kuil ini untuk memuja ishtar ( dewa dewinya).

Di indonesia juga demikian, dulu dikenal dengan pergundikan yang dinperuntukan untuk pemuas saja dan mereka beserta keluarga yang menjadikan anaknya sebagai selir di bayar. Di masa kerajaan china juga sering mengirimkan perempuan ke medan perang untuk melayani pasukan kerajaan yang sedang berperang ( membamgkitkan semangat tempur). Bung Karno pada masa pendudukan jepang juga mengirimkan PSK untuk melayani tentara jepang dan banyak sejarah lain mengenai hal ini.

Dengan demikian orang eropa mengeluarkan gagasan untuk melegal kan karena menurut mereka tidak bisa di hapuskan, sehingga gagasan yang muncul adalah menerapkan peraturan dan me manage kegiatan tersebut dan munculnlah istilah lokalisasi. Di ibaratkan seperti saluran pembuangan / selokan, disana itu tempat kotor, tempat segala penyakit, siapa yang mau berenang di selokan? Tapi jika selokan di tutup air kotor pembawa penyakit itu akan meluber kemana - mana, inilah yang menjadi landasan di ciptakan nya gagasan lokalisasi. Selokan / lokalisasi itu tempat segala kejelekan, tapi harus ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun