Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stay At Home Plus

26 Maret 2020   15:08 Diperbarui: 26 Maret 2020   15:20 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo credit: pinterest


Saya sampai hapal setiap kali melihat kiriman video di grup-grup whatsap atau di linkedin, dari yang versi lokal sampai versi Irlandia sana. Saya sampai kagum kok bisa messagenya seragam: STAY AT HOME.
Stay at home atau berdiam di rumah, udah titik. Biarkan tenaga kesehatan sebagai frontliners berjuang melawan virus Covid19.

Kalian happy lihat keadaan sekarang? Kalian lega karena kalian kebagian tugas berdiam di rumah saja dan membiarkan para dokter dan nakes mengorbankan jiwa raga mereka untuk kita semua?

Saya nggak happy, saya malu karena kita cuma bisa menonton sekelompok orang berjibaku melawan musuh yang tak tampak dan tak jelas bagaimana melawannya dan memang nakes pun sungguh bingung untuk bisa melawannya.

Sudahkah kita semua memahami instruksi STAY AT HOME ini. Kenapa ada instruksi ini dan apa yang diharapkan dengan diambilnya langkah merumahkan semua orang?

Kenapa, karena penularan virus amat cepat dan untuk mencegah penularan dari man to man secara masif dan tidak disadari. Ada loh carrier covid19 yang tidak menampilkan gejala terpapar dan dia menularkan virus tanpa menyadarinya. Diharapkan dalam 14 hari orang-orang yang mengkarantina diri dapat memutus mata rantai virus sampai pada diri mereka masing-masing. Tentu dengan catatan, kalau terdapat indikasi kuat terpapar dan kondisi memburuk harus segera dibawa ke rumah sakit.

Lalu apa yang terjadi setelah anjuran stay at home 14 hari selesai? Apakah orang-orang menjadi lebih sehat dan lebih kuat?

Sebelum sampai kepada jawaban apakah kondisi orang-orang menjadi lebih sehat dan lebih kuat, mari kita sepakati dulu bahwa:
yang namanya virus dapat menyerang siapa saja dan darimana saja;
hanya sistem kekebalan tubuh kita saja lah yang bisa melawan serangan virus yang dikenal sebagai antibody;
Virus dapat bermutasi setiap saat;
Metabolisme tubuh berperan besar dalam menentukan kekuatan sistem imun seseorang.

Udah itu aja dulu poin-poin mendasar yang perlu kita samakan.

Sekarang yuk kita lihat bagaimana kondisi kebanyakan orang atau keluarga dalam masa 14 hari berdiam di rumah:
a. Masalah makan.
Emak-emak pusing, anak-anak banyak banget makannya, bahkan di dalam jam dimana seharusnya mereka di sekolah. Soal makan ini bukan hanya anak-anak kecil, remaja dan dewasa pun sama saja. Mereka makan berkali-kali, sarapan, ngemil sebelum makan siang, makan siang, order kopi susu kekinian, sore order boba, somay, dll, malam makan malam dan ngemil lagi. Sebelum tidur lapar lagi, mi instan lagi (semoga gak sampe bikin dompet jebol);

b. Aktivitas Gerak/Sport.
Dengan gym dan fasilitas olahraga umum dibatasi saat ini, besar kemungkinan orang tidak banyak bergerak alias mager. Olah raga atau aktivitas gerak sangat penting dalam meningkatkan imun kita;

c. Stress management.
Dalam kondisi saat ini yang tidak menentu dan banyaknya informasi-informasi yang mengerikan seputar pandemi covid19, sedikit banyak mempengaruhi tingkat stress orang-orang. Belum lagi kekuatiran akan masa depan, pekerjaan, ekonomi, bayangan resesi paska pandemi sudah mengancam, semua itu amat sangat berpotensi menyebabkan kita stress.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun