Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jangan Remehkan Mar'uf Amin

18 Desember 2018   12:54 Diperbarui: 18 Desember 2018   13:16 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak mengenal Provinsi Banten. Sedari dulu hingga kini Banten terkenal dengan daerah para jawara serta para santri. Apa yang menjadi ucapan dari seorang ulama menjadi suara bagi rakyat Banten. Itulah yang menjadi kekuatan dari KH Maruf Amin.

Maruf Amin adalah seorang putra daerah asli Banten. Dia adalah cicit dari ulama terkenal Syaikh Nawawi, seorang ulama asli Indonesia yang keilmuan agamanya disegani di dunia internasional terutama di Mekah. Kakek buyut dari Maruf Amin tersebut juga merupakan imam di Masjidil Haram dan dijuluki 'Imam Nawawi Atstsani', yang artinya merujuk pada hadist Imam Nawawi.

Modal utama sebagai Ulama asli Banten serta keturunan seorang Imam besar inilah yang menjadi modal dasar bagi Maruf Amin. Bukan hal yang sulit bagi seorang Maruf Amin untuk mengonsolidasikan suara ulama di Banten beserta para santri dan pengikutnya.  Ditambah lagi, seorang Maruf Amin terus giat menjalin silaturahmi dengan para ulama di pondok pesantren seantero Banten. Bahkan jauh sebelum menjadi cawapres di Pilpres 2019.

Tapi tidak hanya sampai di situ. Selain selalu menjalin silaturahmi yang erat dengan para kiai dan ulama di Banten, Maruf Amin juga aktif berorganisasi sebagai ketua MUI dan berperan sebagai Rais Aam Nadhatul Ulama (NU). Rais Aam bisa disebut sebagai Ketua Umum kedua bagi NU. Rais Aam lebih kepada syuriyah yang beranggotakan para Kiai besar NU. Sebagai informasi, syuriyah adalah posisi paling utama. NU tidak dapat melakukan pergerakan organisasi tanpa sepengetahuan syuriyah. Kedua modal sosial inilah yang tak bisa dianggap remeh dalam mengumpulkan Ulama NU. Terlebih, NU cukup besar pengaruhnya di Banten.

Keunggulan Maruf Amin di kalangan Ulama NU diperkuat juga dengan tradisi yang mengakar turun-temurun di NU. Yakni sami'na wa atho'na, yang berarti kami mendengar dan mentaati.  Kepemimpinan seorang kiai di lingkungan NU tak lagi seperti hubungan antara guru dan murid di sekolah. Kepemimpinan itu sudah seperti hubungan antara orang tua dan anaknya. 

Bukan hanya sebagai guru tapi juga sebagai panutan, memberikan arahan dan bimbingan kepada santri. Dengan pemahaman seperti itu saja, Maruf Amin bisa menggiring suara warga Nahdliyyin di Banten lewat para Ulama setempat.

Modal besar inilah yang belum dikeluarkan oleh Maruf Amin. Bayangkan ketika beliau turun ke lapangan berkampanye di berbagai daerah nanti di bulan Januari 2019, khususnya di Banten. Ketika seluruh jaringan kiai dan pesantren Maruf Amin dikonsolidasikan secara sistemik, terkoordinir, dan massif maka akan menjadi amunisi yang besar bagi Paslon Nomor Urut 1 Jokowi-Maruf Amin.

Sumber

1. Tribunnews (Elektabilitas capres cawapres)

2. Detik (mengenal Maruf Amin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun