Biadab, keji, sadis, barbar, tidak berperikemanusiaan. Tak habis kosakata dalam menggambarkan pembantaian pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. KKB menculik 25 pahlawan pembangunan, dan membunuh 19 orang pekerja. Empat orang sisanya berhasil meloloskan diri dan dua orang lagi masih dinyatakan hilang.
Tak berhenti sampai di sana, korban juga jatuh dari aparat TNI kita saat mereka sedang mengamankan empat pekerja yang berhasil melarikan diri.
Apabila kita menganalisa serangan ini, maka yang diserang adalah karyawan PT Istaka Karya. PT Istaka Karya adalah perusahaan yang tengah membangun jembatan untuk proyek jalan Trans Papua. Sebagai info, proyek jalan Trans Papua adalah proyek pembangunan jalan sepanjang 4.330 km di sepanjang Provinsi Papua Barat dan Papua. Harapan dari Pemerintahan Jokowi ketika jalan tersebut rampung adalah membuka keterisoliran dan menurunkan harga barang - barang bagi penduduk Papua.
Sehingga secara gamblang, Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak menginginkan warga Papua mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Â Kehidupan warga Papua yang semakin baik tentu saja menjadi penghalang bagi OPM untuk menghasut warga Papua dalam memberontak. Ruang gerak mereka pun menjadi sempit karena pembangunan jalan juga menyebabkan akses penumpasan terhadap gerakan separatis Papua menjadi lebih mudah.
Mereka bahkan berdalih bahwa pembunuhan yang mereka lakukan adalah hal yang wajar demi mewujudkan keinginan mereka untuk melepaskan diri dari Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom. Peristiwa penembakan sendiri dilakukan oleh sayap militer OPM Â yang dipimpin oleh Egianus Kogoya selaku Panglima Komando Daerah Operasi III TPNPB.
Lebih lucunya lagi, ancaman bagi pembangunan Papua ini malah menjadi kritikan politis pihak oposisi lewat pernyataan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Menurut Fadli, pembunuhan pekerja Trans Papua adalah bentuk kegagalan pemerintah dalam menjaga keamanan Papua dari gerakan separatis. Bukannya turut sedih dan berduka cita, korban jiwa malah seakan-akan menjadi tunggangan pihak oposisi dalam melakukan negative campaign terhadap pemerintah.
Tapi pemerintah kita tetap konsisten dan fokus. Teror KKB tidak menciutkan niat pemerintah dalam usaha pembangunan merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Aksi teror KKB akan diganyang habis-habisan. Tekad dari Capres nomor urut 1 tersebut tidak goyah malah makin membara meski ancaman bertubi-tubi datang baik dari kelompok pemberontak maupun kelompok oposisi yang memanfaatkan politisasi duka tanpa ada rasa empati.
Sumber berita klik di sini