Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Kaki NU di Omnibus Law?

13 Maret 2020   18:51 Diperbarui: 14 Maret 2020   10:20 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Yaqut. antaranews.com


Plin-plan. Itulah yang agaknya terjadi di tubuh NU, khususnya dalam hal RUU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker). Pihak NU seakan membela kepentingan buruh dalam mengkritisi RUU Ciptaker. Namun sepertinya bukan kepentingan para buruh yang menjadi fokus utamanya.

Pada 15 januari 2020, Serikat Buruh Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Sarbumusi NU) menggelar demo di depan Istana Merdeka Jakarta. Mereka menyatakan bahwa RUU Ciptaker hanyalah akal-akalan pemerintah untuk membuat pekerja sengsara. Sarbumusi NU menilai RUU Ciptaker hanya mementingkan investasi dan mengorbankan para buruh.

Sumber : NU [Sarbumusi NU Tuding Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja Akal-Akalan Pemerintah Tarik Investasi]

Ormas Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang berafiliasi dengan NU juga turut mengkritisi RUU Ciptaker. 18 Februari 2020 lalu, Ketum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menyatakan bahwa RUU Omnibus Law Ciptaker merupakan RUU yang tidak jujur.

Ia mengaku berdasarkan kajian pihaknya RUU Ciptaker lebih memfokuskan investasi oleh investor ketimbang menciptakan lapangan kerja bagi para buruh. Komunikasi pemerintah ke masyarakat juga buruk terkait penyusunan draf RUU ini, sehingga menurutnya RUU Ciptaker telah disusun dengan cara yang tidak jujur.

Sumber : CNN Indonesia [GP Ansor: Omnibus Law Cipta Kerja RUU yang Tidak Jujur]

Oleh karena itu, gelombang demonstrasi menolak RUU Ciptaker terus terjadi, khususnya yang melibatkan organisasi yang berafiliasi dengan NU. Salah satunya yang terjadi di Jatim. Demo kali ini tak hanya melibatkan buruh, LSM dan mahasiswa pun turut turun ke jalan. Aksi yang terjadi pada 11 Maret 2020 ini mereka namakan dengan Aliansi Getol (Gerakan Tolak Omnibus Law) Jawa Timur. Salah satu dari elemen mahasiswa yang ikut bergabung dalam Getol adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi kemahasiswaan yang berafiliasi dengan NU.

Aksi yang terjadi di Bundaran Waru, Surabaya ini menyebabkan Bundaran Waru lumpuh total. Ribuan massa yang menumpuk telah menutup arus lintas kendaraan dari Sidoarjo menuju ke Surabaya dan sebaliknya sehingga terjadilah kemacetan panjang.

Sumber : CNN Indonesia [Buruh-Mahasiswa Jatim Desak Jokowi Batalkan Omnibus Law]

Hal yang terjadi selanjutnya menarik untuk disimak. Setelah terjadinya aksi di Surabaya, pihak NU, yakni GP Ansor bertemu dengan Presiden Jokowi. Setelah pertemuan itu, Gus Yaqut berubah sikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun