Sumber : Kompas [Tak Hanya Eks ISIS, Semua WNI Terduga Teroris Lintas Batas Tak Akan Dipulangkan]
Namun pemerintah harus segera memulangkan anak-anak tersebut, karena apabila makin lama dibiarkan berada di sana, maka akan makin mudah dan lebih cepat mereka terkontaminasi atmosfer yang buruk di kamp pengungsian. Apalagi hingga saat ini, pemerintah belum memiliki data detail tentang jumlah anak-anak dari total rombongan para WNI FTF dan terduga eks ISIS.
SETARA Institute mengatakan pemulangan terhadap anak-anak adalah hal yang cukup mendesak. Sebab, semakin lama anak-anak tinggal di kamp tahanan, atmosfer yang buruk di sana akan berdampak pada mereka. Mereka juga akan makin terpapar paham ekstrem ISIS.
Sumber : CNN Indonesia [SETARA Minta Jokowi Pulangkan Anak-anak WNI eks ISIS]
Akan tetapi, bagaimana dengan nasib WNI Eks ISIS perempuan yang bukan merupakan FTF?
Kita memahami bahwa langkah pemerintah tidak memulangkan WNI FTF adalah untuk meminimalisir potensi gangguan keamanan dan ancaman terorisme. Akan lebih baik lagi apabila pemerintah juga turut mengkaji kepulangan perempuan WNI Eks ISIS yang bukan FTF. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah mengedepankan kemanusiaan.
Harus diingat bahwa korban terorisme bukan hanya korban serangan teror dan efek psikis dampak serangan teror di dalam negeri. Anak Istri para FTF ISIS juga telah menjadi korban terorisme. Mereka dibawa ke Suriah untuk tujuan yang tidak benar. Seperti Nada Fedulla, remaja perempuan asal Indonesia yang terpaksa ke Suriah dan menjadi anggota ISIS karena ajakan orang tuanya.
Kini ia terlunta-lunta di kamp pengungsian bersama pengungsi perempuan lainnya.
Sumber : BBC [WNI eks ISIS di Suriah yang ingin kembali ke Indonesia: 'Saya sangat lelah, saya sangat berterima kasih jika menerima kami pulang']