Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

ISIS: Tolak FTF Demi Keamanan, Pulangkan Anak Demi Humanisme

12 Februari 2020   19:12 Diperbarui: 12 Februari 2020   23:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamp Pengungsian. Ivor Prickett for The New York Times


Kita semua setuju bahwa teroris tidak akan pernah memiliki tempat di hati rakyat Indonesia. Mereka telah membawa luka dan nestapa. Mereka telah menyulut amarah bagi seluruh rakyat Indonesia, serta memberi rasa trauma. Oleh karena itu, banyak dari masyarakat yang tak setuju akan wacana pemerintah untuk memulangkan 689 WNI Eks ISIS.

Pada akhirnya pemerintah menolak memulangkan mereka. Pertimbangannya adalah kekhawatiran akan munculnya teroris baru yang membahayakan 267 juta rakyat Indonesia.

Menko Polhukam Mahfud MD memastikan bahwa pemerintah tak akan memulangkan WNI terduga eks ISIS ke Indonesia. "Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris. Bahkan tidak akan memulangkan FTF (Foreign Terorist Fighter) ke Indonesia," kata Mahfud setelah rapat tertutup dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, 11 Februari 2020.

Sumber : Kompas [Saat Negara Menolak Kepulangan WNI Teroris Pelintas Batas dan Eks ISIS]

Hal yang jadi pertanyaan apakah 689 WNI eks ISIS tersebut semuanya merupakan FTF? Bagaimana dengan WNI eks ISIS yang merupakan perempuan dan anak-anak?

Berdasarkan Kajian Kontra Terorisme dan Kebijakan, Tantangan dan Solusi Pemulangan Simpatisan ISIS oleh Habibie Center, sekitar 30 ribu -- 42 ribu orang dari lebih 110 negara telah terbang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS bahkan sejak sebelum ISIS mendeklarasikan kekhilafahannya pada Tahun 2014.

Maret 2018, Pasukan Demokratik Suriah menggempur pertahanan terakhir ISIS di daerah Dayr az-Zawr. Hasilnya, mereka menahan 6000 orang kombatan ISIS. Sementara para anggota keluarga kombatan yang terdiri dari perempuan dan anak-anak ditempatkan di beberapa kamp pengungsian. Kamp terbesar, yakni Al-Hawl dihuni lebih dari 73 ribu anggota keluarga simpatisan kombatan ISIS. Sekitar 49 ribu dari 73 ribu orang tersebut merupakan anak-anak usia di bawah 12 tahun.

Berdasarkan data yang disebutkan sebelumnya saja kita bisa simpulkan bahwa sebagian besar dari ISIS merupakan keluarga para FTF. Bahkan lebih dari 50% ISIS terdiri atas anak-anak.

Oleh karena itu, pemerintah tetap membuka opsi memulangkan anak-anak dari WNI FTF dan terduga eks ISIS ke Indonesia. Harus diingat bahwa mereka sama sekali tak terlibat aksi terorisme orang tuanya.

Pemerintah juga akan mengkaji lebih dalam case by case jika anak-anak yang dipulangkan ternyata telah terpapar paham radikalisme dan terorisme. "Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan, tapi case by case. Ya lihat aja apakah ada ortunya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," ujar Mahfud MD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun