Mohon tunggu...
Ndr. Ayu Nurdiana
Ndr. Ayu Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

Jangan lupa tinggalkan komentar & saran yang membangun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa PNS Bukan Lagi Profesi Idaman Generasi Millenial Saat Ini?

22 Desember 2019   22:54 Diperbarui: 23 Desember 2019   11:43 4416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi banyaknya dana dan waktu yang terkuras untuk menyiapkan segala macam persyaratan pendaftar yang lumayan melelahkan. Sangat tidak efektif jika terbuang begitu saja dibandingkan dengan profesi lain yang banyak digeluti anak muda zaman now yang cenderung tidak begitu susah diperebutkan.

Tak ingin hak birokrasi juga diatur
Menjadi PNS berarti siap pula menjadi bagian dari birokrasi pemerintah. Seperti halnya terkait kepegawaian, keuangan, koordinasi dengan mitra dari instansi pemerintah lain atau pihak swasta, penyusunan surat resmi berkop institusi, dan lain sebagainya.

Hal ini juga berarti para pegawai baru diharapkan pula untuk segera mengerti terhadap berbagai aturan tersebut agar tidak berdampak pada terjadinya masalah-masalah serius dalam pekerjaan, yang sudah jelas hal-hal seperti ini tidak pernah didapatkan anak muda di bangku kuliah. Bahkan dalam hal politik, PNS tidak boleh terpengaruh dari semua golongan dan tidak boleh terlibat dlam politik praktis.

Generasi muda lebih suka profesi yang membuat dirinya berkembang
Kreatifitas dan sifat generasi millennial yang cinta akan inovasi baru juga menjadi alasan mengapa lebih memilih untuk meninggalkan persaingan dalam ikut seleksi CPNS. 

Mereka menganggap bahwa sebagai PNS maka harus siap menghadapi siklus pekerjaan yang itu-itu saja dan menimbulkan rasa cepat bosan bagi kebanyakan anak muda yang gemar akan tantangan dan perubahan.
Selain itu, pekerjaan seperti PNS membuat pemuda akan cekatan pada satu hal saja ketimbang profesi lain yang sedikit banyaknya membuat skill/keahlian bertambah.

Tidak dapat mengendalikan hidup sendiri
Salah satu poin yang mau tak mau yang dipertimbangkan kaum muda adalah kesiapan diri untuk dipindahkan dan ditugaskan dimana saja dan harus meninggalkan keluarga dan aktivitas terkait tempat yang biasa dilakukan. Banyaknya kewajiban dan tanggunng jawab sebagai abdi negara juga penting untuk dipikirkan secara matang. Inilah mengapa menjadi PNS bukan satu-satunya pilihan.

Bergantung pada negara dan gajinya yang cenderung datar
Memilih menjadi seorang PNS berarti siap menaati segala aturan dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, mulai dari alokasi, waktu, seragam, dan lain sebagainya. 

PNS juga wajib melaporkan harta kekayaannya setiap tahun dalam bentuk Laporan Hasil Kekayaan Aparat Sipil Negara (LHKASN) yang mana dari laporan ini akan dinilai hasil kekayaan maupun ada atau tidaknya hutang piutang seorang pegawai. Ini berbanding terbalik dengan banyak pekerjaan-pekerjaan yang dibangun oleh anak muda yang berkembang pesat tanpa adanya aturan-aturan seperti itu.

Selain itu, hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah gaji PNS yang tidak mudah untuk naik begitu saja. Apalagi jumlah gaji pertama yang tidak begitu memuaskan jika dibandingkan pegawai perusaan swasta atau pegawai BUMN.

Waktunya merubah pandangan masyarakat bahwa standar sukses tidak harus PNS
Banyak yang mengatakan bahwa PNS adalah menantu idaman, dapat membanggakan orang tua dan keluarga. Namun tidak lagi di zaman sekarang.  sudah saatnya menunjukkan kesuksesan anak muda dan merupa pola stereotip seperti itu dari menciptakan label sukses sendiri.

Sungguh sangat disayangkan jika masyarakat Indonesia masih menganggap profesi PNS sebagai sesuatu yang benar harus diperebutkan hingga meremehkan pekerjaan lain yang padahal bisa saja prospek keberhasilan dan jaminan masa depannya lebih terjamin. Sudah banyak kita lihat buktinya, mulai dari membangun perusahaan tekstil dari yang hanya awalnya memanfaatkan lahan pemasaran online, produk makanan, agen tour, dan masih sangat banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun