Mohon tunggu...
Suhendar M. Said
Suhendar M. Said Mohon Tunggu... Administrasi - Blogging, Penikmat Kopi dan Photography.

Blogging, Bike, Run, Civil Servant and Author @birokratmenulis.org

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bela Negara Gen Z

19 Desember 2022   06:30 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:31 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bela negara masih dianggap terlalu konseptual dan belum bisa dipahami lebih luas oleh masyarakat, khususnya Generasi Z. Inovasi dan kreativitas baru sangat dapat diterima dan dipahami oleh generasi Z. tentunya materi yang diberikan harus menarik dan tidak membosankan, jangan diartikan bela negara itu turun berperang tapi dapat kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menghindari tawuran, Narkoba. 

Generasi Z umumnya saat ini harus diakui ada penurunan dari pada generasi kita terhadap bela negara, perlu ditingkatkan kembali dengan lebih kreatif dan sistematis, alasannya diantaranya muncul semangat kedaerahan yang berlebihan, separatism dan intoleransi agama yang berujung pada kebencian atara umat beragama serta kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian daerah.

Ada 5 nilai tentang bela negara yang harus diketahui senagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 yaitu Cinta tanah air, Sadar berbangsa dan bernegara, Setia kepada pancasila, Rela berkorban untuk bangsa dan negara dan memiliki kemampuan bela negara. Kelima nilai inilah yang menjadi perwujudan bela negara kita sesuai dengan kemampuan dan profesi kita. Pemerintah dalam hal ini telah menyediakan panggung kepada generasi Z dan milenial melalui program komponen cadangan untuk membuktikan ketangguhan dan keandalan sebagai generasi penerus bangsa.

Komposisi penduduk Indonesia pada saat ini didominasi oleh generasi Z dan milenial. Jumlah penduduk generasi Z (yang lahir di rentang tahun 1997 -- 2012) mencatat 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen dari total populasi, sedangkan penduduk generasi milenial atau bisa juga disebut generasi Y (yang lahir antara tahun 1981 -- 1996) mencapai 69,38 juta jiwa atau 25,87 persen dari total populasi. Dengan demikian kedua generasi tersebut merupakan sumber daya nasional yang sangat potensial.

Generasi Z diminta terus melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan merawat dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang tercantum dalam semboyan bahwa Pancasila adalah pedoman hidup bangsa Indonesia yang bersatu serta berkembang dengan kemajuan. Dengan kemajuan teknologi yang tinggi saat ini Pancasila dapat dilakukan dengan cara berkarya dan berkreatifitas memanfaatkan era digital sekarang ini. Perkembangan teknologi disertai dengan derasnya arus informasi memicu penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap generasi muda patut mendapat perhatian yang serius, terutama bagi pemerintah.  Bukan  hanya   dalam  aspek penerapan nilai-nilai Pancasila tetapi pengetahuan generasi muda terhadap aspek tekstual Pancasila juga perlu mendapat perhatian.

Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan media saat ini, semua orang dapat mengakses apapun, terlebih bagi para generasi milenial dan juga generasi Z. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan dalam penerapan Pancasila melalui media. Agar penerapannya lebih masuk pada generasi Z perlu dilakukan kampanye tentang pancasila untuk dapat dipahami oleh para generasi muda apa yang sebenarnya manfaat dari pancasila tersebut.

Identitas dan nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki oleh para generasi Z seringkali disangsikan bagi generasi sebelumnya, bukan tak beralasan mengingat Gen Z tidak merasakan secara langsung terhadap proses panjang sejarah perjuangan bangsa, bagaimana pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa hidup dijaman penjajahan, berkorban darah dan air mata bahkan jiwa dan raga demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan indonesia.

Meskipun generasi Z tidak mengalami langsung perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, tapi bukan berarti generasi Z tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap bela negara. Peran pemerintah sangat dinanti dalam menjembatani gap ini mengingat generasi Z sebagai pewaris atas kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai cara pandang dan tanggung jawab dalam hal bela negara. Atas dasar tersebut maka dibutuhkan metode dan pendekatan tertentu dalam menginternalisasi nilai nilai bela negara bagi generasi Z, ada beberapa sarana yang dapat digunakan diantaranya diklat bela negara, seminar dan FGD, Success Story dan keteladanan.

pemahaman akan nilai-nilai pancasila untuk generasi Z masih harus terus diberikan secara terus menerus agar dapat berkembang dengan berjalannya waktu untuk menciptakan manusia Indonesia yang mengerti arti berbangsa dan bernegara, Indonesia juga dengan situasi kondisi saat ini harus mengikuti perkembangan teknologi yang madani agar tidak salah dalam penerapannya, sehingga para generasi Z mampu mengartikulasikan nilai-nilai pancasila yang sebenarnya. Selamat Hari Bela Negara ke 74, "Bangkit Bela Negaraku, Jaya Indonesiaku".

 Salam Bela Negara !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun