Mohon tunggu...
Nazwa Syahlilla Sudirman
Nazwa Syahlilla Sudirman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah,,

Fastabiqul Khairat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Masalah Pendidikan di Indonesia Masih Ada Sampai Saat Ini?

4 Desember 2021   21:43 Diperbarui: 4 Desember 2021   21:52 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masalah yang timbul sebagai tantangan dalam dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Masalah tersebut dipicu oleh dua hal, yang pertama adalah dikarenakan oleh sasarannya manusia yang merupakan makhluk hidup yang mengundang teka-teki. Yang kedua yaitu pendidikan diharapkan dapat mengantisipasi masa depan yang mengundang banyak pertanyaan. Pemahaman dan pengetahuan tentang masa depan itu sangat penting karena merupakan sebuah acuan dari segenap perubahan. 

Adanya permasalahan pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berkembangnya permasalahan pendidikan di Indonesia.

1. Berkembangnya Nilai Budaya dan Seni

 Secara praktis, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai budaya. Keduanya sangat erat hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk memelihara dan sennatiasa meningkatkan kebudayaan itu sendiri. Karena pendidikan diyakini dapat nilai suatu budaya menjadi lebih baik dari generasi ke generasi.  Begitu pula dengan seni, seni dapat dikembangkan melalui pendidikan seni. Karena melalui seni, manusia dapat mengembangkan keinginan untuk menjadi kreativitas yang ori dan keinginan secara langsung dalam menemukan keindahan.

2. Pertumbuhan Penduduk 

Pertambahan dan petumbuhan penduduk terus meningkat, dan angka kematian menurun dengan cepat. Dengan bertambanya jumlah penduduk berakibat pada penyediaan sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan harus ditambah dan ditingkatkan.  Artinya, beban pembangunan negara semakin bertambah dan tuntutan kepada lembaga pendidikan juga akan ikut berubah. Dengan kata lain, permintaan Sekolah Menengah cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan permintaan sekolah dasar. Akibatnya, tuntutan terhadap pendidikan tinggi akan semakin meningkat, terutama seiring bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia, sehingga dirasa perlu diselenggarakan pendidikan non-formal.

3.  Aspirasi Masyarakat

Aspirasi masyarakat merupakan keinginan kuat dari masyarakat yang disampaikan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam bentuk pernyataan sikap, pendapat, harapan, kritikan, masukan, saran terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan DPR RI. Dalam waktu terakhir ini, aspirasi masyarakat meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat terhadap pekerjaan, ini mempengaruhi peningkatan aspirasi pada pendidikan. Orang-orang akan mulai berfikir untuk dapat hidup dengan layak dan sehat serta harus ada pekerjaan yang menopang, dan pendidikan memberikan jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan tetap. Yang kemudian pendidikan diangap dapat memberikan jaminan untuk meningkatkan taraf hidup. 

Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, maka orang tua akan mulai mendorong anaknya untuk bersekolah, dengan harapan anaknya bisa hidup dengan layak dan mendapat pekerjaan yang lebih baik dari orang tuanya. Dan apabila sebuah sekolah memiliki mutu yang baik, maka sekolah itu akan dibanjiri oleh murid-murid serta meningkatnya arus pendidikan. Peningkatan tersebut dapat memicu beberapa hal yang tidak diinginkan, diantaranya:

  • Kurangnya sarana dan prasarana
  • Jumlah siswa di kelas melebihi yang seharusnya
  • Seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan yang kurang objektif
  • Kurangnya tenaga pendidik, seperti guru

Permasalahan tersebut dapat penurunan kualitas pendidikan akibat meningkatnya kuantitas pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan, yang artinya masalah ini tidak dapat dianggap remeh.

4.  Keterbelakangan Budaya dan Sarana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun