Solok (9/07/2021) Berdasarkan data yang didapatkan dari kantor Wali Nagari Batang Barus, masih terdapat anak stunting di Nagari Batang Barus. Kasus stunting di Sumatera Barat masih cukup tinggi, yakni 27,67%. Angka tersebut di bawah rata-rata nasional.
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 Hari pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Stunting dari kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1000 HPK di samping berisiko menghambat pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Target penurunan prevalensi stunting di Indonesia diselaraskan dengan target global, yaitu target World Health Assembly (WHA) untuk menurunkan prevalensi stunting sebanyak 40% pada tahun 2025 dari kondisi tahun 2013 Selain itu, target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah menghapuskan semua bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030. Untuk itu, diperlukan upaya percepatan penurunan stunting dari kondisi saat ini agar prevalensi stunting Balita turun menjadi 22% pada tahun 2025
Mengetahui hal tersebut, Nazilla Jufril salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Undip yang sedang melaksanakan KKN di daerah asalnya mengangkat program kerja"Menuju Masyarakat Sadar Stunting di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok" sebagai upaya pencegahan stunting mengingat masih adanya anak yang mengalami stunting di Nagari Batang Barus. Adapun ada tiga kelompok yang harus menjadi sasaran program pencegahan stunting yaitu remaja, ibu hamil dan orangtua yang mempunyai anak dibawah usia 2 tahun.
Namun, sebelum kegiatan edukasi dimulai Nazilla Jufril membantu kegiatan imunisasi dasar lengkap pada anak di posyandu harapan bunda. Nazilla Jufril membantu bidan desa menimbang berat badan anak dan juga membantu mengisi buku KIA setelah anak diberikan imunisasi. Kemudian di akhir kegiatan imunisasi, Nazilla Jufril diminta untuk melakukan pendataan terhadap vaksin yang sudah terpakai.
Kegiatan edukasi "Menuju Masyarakat Sadar Stunting" telah dilaksanakan sejak minggu ketiga KKN. Edukasi ini dilakukan dengan mengunjungi posyandu harapan bunda di Jorong Kayu Aro dan juga mengunjungi rumah warga yang menjadi sasaran edukasi "Menuju Masyarakat Sadar Stunting"ini. Kegiatan edukasi yang berlangsung di posyandu harapan bunda berjalan lancar, ibu-ibu dari balita yang melakukan imunisasi sangat antusias mendengarkan edukasi yang diberikan oleh mahasiswi KKN UNDIP tersebut, dikarenakan informasi yang diberikan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.
Kemudian, edukasi ini juga diberikan kepada ibu hamil yang melakukan antenatal care di posyandu harapan bunda. Edukasi kepada ibu hamil sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya stunting pada anak. Ibu hamil tersebut mengucapkan terimakasih atas informasi yang diberikan, dikarenakan sangat bermanfaat yang dapat diterapkan selama kehamilan.
Diharapkan dengan adanya kegiatan edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman ibu hamil, orang tua serta mendorong perubahan perilaku untuk mencegah stunting, kemudian orang tua dan ibu hamil mampu mengimplementasikan materi yang telah disampaikan oleh mahasiswi kedokteram umum Universitas Diponegoro dengan cara melakukan pencegahan terhadap kejadian stunting tersebut.
Penulis       : Nazilla Jufril (Kedokteran Umum 2018)
DPL Â Â Â Â Â Â Â Â : Bapak Karnoto, S.T., M.TÂ