Semarang -- Di tengah gempuran makanan modern yang semakin beragam, jajanan tradisional tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Salah satunya adalah jajanan tradisional milik Mbah Tonah, penjual yang sudah puluhan tahun setia menjajakan kue-kue khas tempo dulu. Dengan gerobak sederhana yang selalu mangkal di sudut pasar, Mbah Tonah menawarkan berbagai kudapan seperti gethuk, klepon, cenil, lupis, hingga tiwul, yang semuanya dibuat secara manual dengan resep turun-temurun.
Keistimewaan jajanan Mbah Tonah terletak pada bahan-bahan alami yang digunakan. Tanpa pengawet maupun pemanis buatan, jajanan ini menghadirkan rasa autentik yang jarang ditemukan pada makanan cepat saji masa kini. Tidak hanya menjadi pelepas rindu bagi generasi tua, jajanan tersebut juga mulai diminati anak muda yang ingin merasakan sensasi kuliner tradisional Nusantara.
"Setiap pagi saya bangun jam tiga untuk mulai menanak ketan dan memarut kelapa. Rasanya capek, tapi senang kalau pembeli bilang enak dan kangen jajanan zaman dulu," tutur Mbah Tonah dengan senyum ramah.
Kehadiran Mbah Tonah tidak hanya sekadar melestarikan cita rasa, tetapi juga menjaga budaya kuliner Indonesia agar tetap hidup. Banyak pelanggan berharap usaha kecil ini dapat terus bertahan, bahkan berkembang, sebagai bagian dari identitas kuliner lokal yang patut dijaga bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI