Mohon tunggu...
Nazilatul chusna
Nazilatul chusna Mohon Tunggu... Guru - Penulis blog

Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Social Emotional Learning Itu Apa, sih?

24 Maret 2020   20:10 Diperbarui: 24 Maret 2020   20:21 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SEL (social emotional learning) merupakan kemampuan untuk mengontrol emosi yang ada pada dirinya.  social emotional learning sangat dibutuhkan mulai anak masih kecil. Karena pembelajaran social dan emosional akan mengajarkan tentang bagaimana anak untuk dengan mudah mengelola diri mereka, ketika mereka berhubungan dengan orang lain, serta menyelesaikan konflik yang terjadi dengan diri mereka. Mereka belajar untuk mengenali dan mengelola emosi mereka, membangun interaksi yang positif terhadap orang lain, membuat keputusan yang bertanggung jawab dan mereka diajarkan untuk memecahkan sebuah masalah.

Anak usia dini sangat mudah sekali marah dan tidak mampu ntuk mengendalikan emosinya. Sehingga jika berbuat salah kepada temannya cenderung tidak mau minta maaf. Keadaan anak yang mudah emosi ini disebabkan oleh beberapa factor. Diantaranya adalah anak bungsu yang terlalu dimanja, anak tunggal yang selalu dinomor satukan dan lain-lain. Banyak pada proses pembelajaran di sekolah anak yang kurang bisa mengendalikan emosinya atau bahkan kesulitan beradaptasi dilingkungan barunya.

Menurut Hurlock (2003) setiap macam emosi mempengaruhi cara penyesuaikan pribadi dan social yang dilakukan anak. Manfaat mauoun kerugian yang ditimbulkannya bagi anak-anak dapat berupa fisik atau psikologis atau bahkan kedua-duanya.  Adabe berapa kompetensi dari SEL, yaitu :

1.Self awareness atau kesadaran diri. Kesadaran diri yang memperhatikan perilaku, dan dampak yang akan dihadapi apabila bertindak dilingkungan masyarakat. Jika anak memiliki kesadaran diri yang tinggi, anak akan lebih percaya diri. Pemahaman yang anak pahami menjadikan anak tidak merasa minder untuk mencoba hal hal yang baru. Anak dapat berkomunikasi dengan efektif. 

Anak yang percaya diri cenderung akan lebih mudah menyampaikan apa yang dipikirkan dengan kata-kata yang mudah dipahami. Anak yang memiliki kesadaran diri tinggi jarang merasakan sakit hati, mengapa ? karena semua kritikan dari orang lain tentang kekurangan yang ada pada dirinya akan diperbaiki lagi bukan dimasukkan ke hati. Anak yang memiliki kesadaran diri tinggi juga berpotensi menjadi orang yang sukses di masa depan.

2.Self management atau managemen diri. Self management ini seorang anak berhasil mengatur emosi dan perilaku dalam berbagai situasi maupun kondisi. Jika anak sudah bias memanagemen diri ada beberapa manfaatnya, yaitu anak dapat memilah baik dari segi perkataan maupun perbuatan yang akan dilakukannya segingga anak eersebut berkembang dengan baik

3.Social awareness atau kesadaran sosial. Kesadaran sosial sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, karena dapat membantu anak berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya. Sebagai orangtua juga sangat penting menanamkan kesadaran sosial untuk anak sejak usia anak masih kecil. 

4.Relationship skill atau kemampuan berelasi. Kemampuan berelasi untuk membantu anak membangun hubungan dengan oranglain secara sehat. Dan kemampuan komunikasi yang jelas serta kemampuan untuk mendengarkan juga baik.

5.Responsible decisionmaking atau pembuatan keputusan yang bertanggungjawab. Kemampuan untuk membuat interaksi sosial dengan mengukur secara standar etika yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun