Mohon tunggu...
Nayla Febriyoni
Nayla Febriyoni Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Mulawarman selain sebagai mahasiswa saya juga seorang staff disalah satu toko kecil di daerah saya. Saya sangat menyukai banyak kegiatan yang dapat menguntungkan dan tidak mengganggu saya sebagai mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kejujuran Dalam Kehidupan Sehari-Hari

25 September 2025   12:27 Diperbarui: 25 September 2025   12:24 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kejujuran merupakan salah satu nilai agama dan moral yang sangat mendasar bagi perkembangan anak usia dini. Nilai ini bukan sekadar sikap berkata benar, tetapi juga mencerminkan keimanan, kepribadian, dan tanggung jawab sosial anak. Dalam ajaran agama, kejujuran termasuk akhlak mulia yang sangat dianjurkan karena menjadi cerminan dari hati yang bersih serta tanda ketaatan kepada Tuhan (Jalaluddin, 2016). Anak yang sejak dini dibiasakan jujur akan tumbuh menjadi pribadi yang dapat dipercaya, dihormati, dan disukai dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat (Musfiroh, 2018).

Pemahaman tentang kejujuran dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang ditemui anak setiap hari, seperti mengakui kesalahan ketika menumpahkan air, berkata benar ketika ditanya guru atau orang tua, tidak mengambil barang milik teman tanpa izin, serta berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Situasi sederhana ini menjadi sarana awal bagi anak untuk mengenal perbedaan antara berkata jujur dan berbohong. Dengan begitu, mereka belajar bahwa kejujuran selalu membawa kebaikan, sedangkan kebohongan menimbulkan masalah dan rasa tidak nyaman (Hidayati, 2020).

Penanaman nilai kejujuran dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:

  1. Keteladanan – Guru dan orang tua harus menjadi contoh nyata dengan selalu berkata jujur di hadapan anak. Anak belajar lebih cepat dari apa yang mereka lihat daripada hanya dari nasihat (Haerudin, 2021).

  2. Pembiasaan – Membiasakan anak berkata benar setiap kali ditanya, meskipun jawabannya sederhana.

  3. Cerita dan Dongeng – Menggunakan kisah tokoh agama atau cerita rakyat yang menonjolkan sifat jujur, misalnya Nabi Muhammad SAW yang dijuluki Al-Amin (Musfiroh, 2018).

  4. Penguatan Positif – Memberikan apresiasi berupa pujian atau penghargaan kecil ketika anak menunjukkan perilaku jujur (Hidayati, 2020).

Dengan pembiasaan ini, anak akan belajar bahwa kejujuran membawa dampak positif, seperti mendapat kepercayaan dari orang lain, merasa tenang, dan mudah diterima dalam lingkungan sosial. Pendidikan nilai kejujuran sejak dini menjadi fondasi penting untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun