Mohon tunggu...
Navisah Nur Najmah
Navisah Nur Najmah Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN Sisdamas UIN Bandung Gelar Penyuluhan Stop Bullying di SDN 02 Surabaya, Garut

18 September 2025   08:15 Diperbarui: 18 September 2025   07:18 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan Stop Bullying di SDN 02 Surabaya, oleh KKN 180 Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sekolah adalah ruang yang seharusnya aman bagi warganya, aman dari tindakan kekerasan baik secara verbal maupun non-verbal. Kendati sekolah adalah ruang yang dipandang aman, tidak jarang karena kurangnya edukasi, terjadi kekerasan verbal dan non-verbal, salah satunya adalah bullying. Fakta ini kemudian mendorong Kelompok KKN 180 Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk menaruh atensi yang lebih.

Salah satu upaya yang dipandang strategis adalah merancang program "Penyuluhan Stop Bullying" pada siswa yang ada. Di hari ke-11, 31 Juli 2025, Kelompok 180 melanjutkan kegiatan mengajar di SDN 02 Surabaya, Kec. Limbangan, Kab. Garut. Kelas 5 menjadi tujuan utama untuk pelaksanaan "Penyuluhan Stop Bullying". Kegiatan ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk berbagi ilmu, tetapi juga pengalaman yang membuka wawasan kami tentang dunia pendidikan. Melalui interaksi dengan siswa dan guru, Kelompok 180 bisa melihat langsung tantangan yang ada di sekolah, sekaligus menemukan potensi perbaikan yang bisa dilakukan.

Dalam penyuluhan, anak-anak diajak bernyanyi bersama dengan lagu bertema Stop Bullying, menonton video edukasi, dan mendengarkan penjelasan singkat mengenai apa itu bullying. Anak-anak mendapat penjelasan bahwa bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang kali dan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun psikologis. Agar lebih bermakna, kegiatan ditutup dengan refleksi bersama.

Hal yang menarik perhatian adalah ketika anak-anak memasuki sesi 'menulis pengalaman dibully'. Anak-anak, melalui selembar sticky notes, diberi ruang untuk bercerita tentang pengalaman mereka terkait bullying, baik yang pernah mereka lihat ataupun rasakan. Banyak sekali pengalaman mereka yang menurut mereka membuat terpuruk, seperti perundungan terhadap warna kulit, bentuk fisik, nama orang, hingga kebiasaan mereka.

Dari cerita-cerita itu, Kelompok 180 mencoba memberikan arahan sederhana tentang bagaimana cara menghadapinya, seperti berani melapor, saling mendukung teman, dan menghindari perilaku yang bisa menyakiti orang lain.

Kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran siswa tentang bahaya bullying dan pentingnya saling menghargai. Selain itu, bagi mahasiswa, penyuluhan ini menjadi pengalaman berharga karena bisa berinteraksi langsung dengan anak-anak, sekaligus ikut berkontribusi menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan nyaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun