SINOPSIS
Film "Hope" yang mempunyai arti "wish" mengisahkan kisah nyata yang terjadi di Kota Ansan, Korea Selatan. Film ini dirilis pada tahun 2013, disutradari oleh Lee Joon Ik. Pemeran utamanya adalah Sol Kyung-gu, Uhm Ji-won, dan Lee Re. Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang anak di bawah umur (8 tahun) bernama So Won yang menjadi korban kekerasan seksual oleh pria tua asing  berusia 57 tahun dalam kondisi mabuk di gang kecil dekat sekolahnya, dan juga mengisahkan tentang perjuangan orang tua dalam mencari harapan kembali pada kehidupan keluarga kecilnya.
REVIEW
Film "Hope" dengan durasi 2 jam mampu membuat air mata saya terus mengalir sepanjang film dimainkan. Banyak sekali adegan yang memunculkan emosi sedih, kecewa, dan menyentuh hati. Pada scene awal ditayangkan bagaimana bahagianya hidup bersama keluarga kecil yang sederhana namun penuh kehangatan. Beberapa scene setelahnya sudah menunjukkan adanya rasa kurang perhatian orang tuanya terhadap So Won dikarenakan sibuk dengan urusan pekerjaan masing - masing.
Menurut saya, pemeran So Won aktingnya sangat luar biasa, terlebih lagi dia saat itu masih merupakan gadis kecil. Dari segi alurnya, film ini sudah menayangkan secara detail bagaimana kejadian yang ada di kisah nyata. Walaupun saya pribadi tidak terlalu suka dengan film berdurasi 2 jam, tetapi film "Hope" ini alurnya tidak membosankan. Terlebih lagi, banyak adegan yang menyayat hati, mulai dari keluarga yang kurang perhatian terhadap So Won sebagai anak, So Won diperlakukan dengan perilaku yang tidak senonoh, sampai So Won ditemukan dengan luka parah, dan mengalami trauma dengan seorang pria termasuk ayahnya sendiri. Proses hukum yang ada di Korea Selatan juga diperlihatkan secara detail di sini.
Selain memunculkan emosi sedih, film "Hope" ini menurut saya juga dapat menambah wawasan baru tentang dunia kesehatan. Pemeran dokter di film "Hope" ini menjelaskan secara detail penyakit apa yang dialami So Won sebagai salah satu efek dari perbuatan keji tersebut. Semenjak kejadian yang dialami So Won, ia mengalami kerusakan fatal di bagian anus dan ususnya sehingga sepanjang hidupnya diharuskan untuk memakai kantong kolostomi. Istilah -- istilah di dunia kesehatan yang awalnya saya belum tahu, dari film ini saya menjadi punya wawasan baru.Â
Salah satu scene kesukaan saya adalah di bagian perjuangan seorang ayah yang awalnya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sekarang mulai memperjuangkan harapannya kembali yaitu menyembuhkan anaknya dari rasa trauma. Bahkan, sampai proses penyembuhan traumanya juga didampingi oleh seorang terapis dari sebuah yayasan bernama "Sunflower" yang membantu menangani trauma anak-anak yang dilecehkan secara seksual. Terapis tersebut menyewa beberapa konstum tokoh kartun kokomong untuk menghibur So Won. Cara penyampaiannya yang membuat saya ikut merasakan sakit hati terhadap korban dan keluarganya, namun juga dihangatkan oleh kata-kata motivasi yang diberikan seorang terapis tersebut.
Kekurangan dari film ini menurut saya ada di bagian ketika menjelaskan penyakit yang dialami So Won. Karena bagian ini juga menurut saya agak sensitif untuk ditonton orang yang 'takut darah, luka dsb' karena scene tersebut diperlihatkan secara jelas di film "Hope" ini. Selain itu, pada scene peradilan di Korea yang cukup kurang jelas keputusan akhirnya, sehingga membuat penonton merasa kalau hukum di Korea tidak sebaik itu dan memunculkan emosi geram pada penonton. Tetapi, alur di film ini tidak terlalu 'dramatis' sehingga masih sangat rekomen untuk ditonton.
Secara pribadi, saya menemukan banyak pembelajaran dari film ini. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil sebagai bahan pembelajaran, seperti pentingnya peran keluarga terutama orang terdekat kita yaitu orang tua. Orang tua atau keluarga yang selalu menjadi tempat teraman dan ternyaman untuk kembali. Saya juga sangat setuju bahwa seorang Ayah wajib ikut berperan dalam keluarga. Selain itu sesuai judulnya yaitu "Hope" yang berarti "Harapan" itu mengajarkan kita untuk ikhlas terhadap apa yang sudah dialami di dalam kehidupan dan teruslah mempunyai harapan baru yang lebih baik lagi untuk kehidupan kita selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI