Mohon tunggu...
Naufal Thirafi
Naufal Thirafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya berusaha menyelesaikan yang ada

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Terorisme Pesawat Sipil sebagai Ancaman Keamanan Non Tradisional

25 Oktober 2022   23:33 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:36 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(REUTERS/Ray Stubblebine)

Penumpang di pesawat adalah objek utama. Tujuannya adalah untuk mencapai efek politik, propaganda, dan psikologis (pameran kekuatan dan kehadiran; struktur negara yang menekan dan opini publik; daya tarik perhatian maksimal; kepatuhan terhadap kondisi dan tuntutan). 

Tindakan teror klasik berupa penyitaan paksa sandera di dalam pesawat dan ancaman demonstratif terhadap nyawa mereka menimbulkan dilema politik dan moral-psikologis yang praktis tidak terpecahkan bagi negara, yang dihadapkan pada kebutuhan untuk menekan terorisme dan menyelamatkan nyawa sandera sebagai tugas yang bertolak belakang. 

Sebagai alat tekanan yang efektif, bentuk teror ini memberi teroris "jendela peluang" yang luas, yang selanjutnya mereka berada dalam posisi untuk mencapai tujuan mereka. Sudah banyak contoh kejadian di mana pembajakan pesawat penumpang telah dilakukan untuk pertimbangan yang disebutkan di atas. 

Salah satu contoh terjadi pada bulan November 1991, ketika sebuah kelompok yang dipimpin oleh Shamil Basayev menyita sebuah pesawat Aeroflot Tupolev-154 di bandara Mineralniye Vody dan membajaknya ke Turki, menetapkannya sebagai prasyarat untuk pembebasan para sandera pembatalan keadaan darurat. yang telah diberlakukan oleh pemerintah Rusia di Republik Otonomi Chechnya-Ingush.

Konsekuensi langsung dari krisis dalam penerbangan sipil ini adalah rumitnya prosedur pendaftaran dan pemeriksaan penumpang dan institusi angkatan udara bersenjata untuk mengawal penerbangan komersial (tindakan ini mengakibatkan ketegangan politik antara AS dan beberapa negara lain). 

Kerusakan langsung yang disebabkan oleh gangguan jadwal penerbangan dan peningkatan pengamanan mencapai beberapa puluh juta dollar AS, konsekuensi sekunder (depresi psikologis dan kepanikan di antara calon penumpang) tidak dikenakan perhitungan material. Dalam menganalisis insiden ini, sejumlah ahli kontra-terorisme berasumsi bahwa krisis lalu lintas udara dunia ini dipicu bukan hanya oleh faktor nyata, melainkan oleh kesalahan informasi yang disengaja.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun