Mohon tunggu...
Naufal Ammarrizq
Naufal Ammarrizq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi "Glass Onion: A Knives Out Mystery"

24 Januari 2024   03:40 Diperbarui: 24 Januari 2024   03:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

The Glass Onion: The Mystery of Knives Out, streaming di Netflix, merupakan sekuel dari film Knives Out yang ditulis dan disutradarai oleh Rian Johnson. Seperti film sebelumnya, The Glass Onion: Knives Out merupakan film tentang pembunuhan rahasia yang harus dipecahkan oleh seorang detektif,

Sebuah film tentang detektif Benoit Blanc yang mencoba memecahkan kasus dingin. "The Glass Onion: The Mystery of Knives Out" adalah film "Knives Out" kedua yang disutradarai oleh Rian Johnson. Kisah film dimulai ketika Benoit Blanc diajak menonton film yang melibatkan orang-orang penting dan selebriti untuk memecahkan sebuah permainan pembunuhan.

Dari awal film dimulai, Glass Onion sudah menjadi pengalaman yang sungguh menyenangkan karena ia bergerak dengan lincah seperti sebuah mesin yang dirawat dengan baik. Durasi dua jam lebih sama sekali tidak terasa karena editor Bob Ducsay menjalankan Glass Onion dengan sangat baik sehingga tempo film benar-benar terjaga. Pengenalan karakter dibuat dengan sangat menarik karena di saat yang bersamaan penonton juga diajak langsung untuk menyelami misteri yang sedang dibangun oleh Rian Johnson. Glass Onion menjadi semakin mengagumkan ketika (seperti judulnya) Rian Johnson mulai membuka pelan-pelan layer demi layer ceritanya sehingga kita bisa melihat situasi yang sama dari kacamata yang berbeda.

Keinginan untuk membuat sesuatu yang lebih besar memang tidak bisa dihindari dalam sekuel. Banyak pembuat film mencobanya dan tidak jarang mereka gagal. Berbeda dengan Knives Out yang relatif "sederhana", medan yang dipakai Johnson dalam Glass Onion jauh lebih megah dan besar. Usahanya tidak sia-sia karena film ini terasa jauh lebih menghibur dan lebih liar daripada film pertamanya. Seperti halnya Knives Out, Johnson tahu benar bagaimana menggunakan ensemble character-nya sehingga tidak ada satu pun karakter yang terasa sebagai tempelan. Bahkan karakter yang menjadi sebagai running gag di film ini mempunyai kepentingan yang membuat rasa Glass Onion menjadi lebih ciamik.

Bagian paling menyeramkan dari Glass Onion tentu saja adalah melihat bagaimana jelinya mata Rian Johnson mengkritik milyuner seperti Miles Bron. Kalau Anda familiar dengan Twitter dan Elon Musk, menyaksikan Glass Onion seperti dj vu yang tak berkesudahan. Social commentary yang juga hadir dalam film pertamanya ini menjadikan petualangan Benoit Blanc menjadi tontonan yang penting. Mereka bukan saja hiburan tapi juga rekaman sosial yang jitu.

Skrip yang sangat rapi ini kemudian diterjemahkan dengan ketelitian yang matang (sinematografi dan musiknya sungguh luar biasa) sehingga hasil akhirnya adalah sebuah film misteri yang akan Anda ingin segera nikmati lagi dan lagi. Tidak ada satu pun pemainnya yang gagal memberikan kesan mendalam. Edward Norton sempurna dalam film ini. Leslie Odom Jr., Kathryn Hahn, Dave Bautista, Madelyn Cline, Jessica Henwick juga mampu membuat film ini jadi meriah. Sementara Kate Hudson mencuri perhatian dengan karakternya yang benar-benar lucu (semua dialognya adalah sumber komedi terbaik), Janelle Monae menjadi supernova yang tidak terelakkan. Begitu sosoknya muncul di layar, Monae tidak pernah gagal menghipnotis saya.

Daniel Craig disisi lain seperti film pertamanya berhasil tampil memikat. Craig tahu bagaimana caranya untuk bergabung dengan aktor-aktor lainnya. Ia tidak ingin untuk tampil paling mencolok, ia tahu momen. Ekspresinya yang elastis menjadi senjatanya ketika Glass Onion mengajak penonton untuk "jalan-jalan".

Satu-satunya kekurangan Glass Onion adalah kenyataan bahwa saya tidak menyaksikannya di bioskop bersama penonton lain. Film ini didesain untuk membuat penonton merasakan pengalaman komunal yang tidak terlupakan. Tapi poin plus film ini tayang di Netflix adalah saya bisa menontonnya berulang-ulang setiap kali saya rindu dengan aksi Benoit Blanc. Dan saya yakin, Anda juga akan mengalami sensasi yang sama.

Kelebihan Film Glass Onion: A Knives Out Myster

Glass Onion: A Knives Out Mystery menampilkan ending cerita yang tidak biasa dimana si protagonis tidak bisa mendapatkan apa yang dia perjuangkan dan antagonis juga mendapat ganjaran atas perbuatan jahatnya. Film ini juga memiliki elemen visual yang menarik. Banyak angle yang menggunakan sudut pandang Benoit Blanc seolah kita sedang menggunakan perspektifnya. Dynamic camera movement yang halus dan membuat cerita semakin tidak monoton dan yang paling penting yaitu banyak plot twist yang unik.

Kekurangan Film Glass Onion: A Knives Out Myster

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun