Mohon tunggu...
Naufal Adhitya
Naufal Adhitya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rokok dan Masyarakat Indonesia

6 November 2017   22:28 Diperbarui: 6 November 2017   22:34 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semua orang tau bahwa merokok dapat menyebabkan dampak buruk kesehatan. Tapi tidak sedikit juga bahwa merokok ada manfaatnya, ya meskipun itu sedikit. Contohnya saja bisa lebih menenangkan pikiran disaat stres itu kalau menurut saya sendiri. Disaat stres bagi perokok, merokok adalah jalan terbaik untuk menenangkan pikiran.

 Dengan ditemani secangkir kopi dan gorengan bisa dibilang lebih cepat menenangkan pikiran yang sedang banteruntuk kembali berjalan normal. Merokok pun tidak hanya ditemani kopi dan gorengan, sehabis makan harus merokok bahkan saat B.A.B pun harus ditemani sebatang rokok, entah kenapa disaat kita dikamar mandi saat B.A.B pun harus merokok juga. Bayangkan saja jika sehari kalau tidak merokok pasti akan mendapat pikiran yang kacau dan mulut yang kecut. Pasti tidak akan nyaman, meskipun juga kalau mau di alihkan oleh permen tetap saja mereka akan mencari rokok.

Merokok di Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan pokok, terutama bagi kalangan bapak-bapak.Pasti disaat menyisihkan uang gajian bagi kebutuhan pokok rumah, akan disisihkan sedikit untuk jatahrokok. Entah kenapa rokok dapat menjadi kebutuhan khusus, entah karena terdapat kandungan nikotin yang menyebabkan kecanduan ataupun bagi penyemangat untuk mencari uang. Karena mereka memilih untuk tidak stres daripada tidak merokok dalam sehari. Dan juga tidak menjadi masalah jika kalau sehari tidak makan daripada tidak merokok.

Pada zaman sekarang anak kecil pun sudah mengenal merokok. Entah itu karena melihat orang tuanya merokok atau lingkungan mereka yang terdapat anak seumuran mereka yang sudah di perbolehkan merokok. Tapi tetap saja kalau saja ketahuan oleh orang tua mereka, pasti akan terkena omelan.Karena mereka dianggap belum cukup umur untuk merokok karena tubuh mereka masih rentan terhadap racunyang terkandung dalam rokok atau juga dapat dikatakan mereka belum dapat mencari uang sendiri. Ada juga kasus balita yang sudah merokok dan tidak dilarang oleh orang tuanya. Namanya Aldi Suganda, dalam sehari saja ia dapat menghabiskan 40 batang rokok. Ia sempat viraldan menjadi sorotan dunia  karena itu tadi sudah merokok dari usia balita. Ia pun akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia dan mendapatkan rehabilitasi. Tak tanggung-tanggung pengawasan rehabilitasinya langsung dari ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, dan akhirnya bisa sembuh. Sembuhnya pun tidak total, ia masih merokok tetapi per hari ia sekarang cuman menghabiskan 4 batang rokok dan orang tuanya pun merasa bangga sekarang.

Merokok pun juga dapat disebut sebagai kebutuhan turunan. Dapat dikatakan jika orang tua khususnya ayah merokok, kemungkinan 80% anak-anak mereka juga akan merokok. Jika ditanya dari siapa mereka tau merokok pasti jawaban yang akan dilontarkan adalah dari ayah mereka. Meskipun sudah dilarang dan tidak diperbolehkan, mereka alan mencari cara agar dapat merokok tanpa ketahuan oleh orang tua mereka. Dengan diam-diam sepulang sekolah mereka mencari warung untuk merokok. Bahkan saat di lingkungan sekolah pun ada kantin yang menjual rokok eceran kepada siswa-siswa di lingkungan sekolah tersebut. Padahal sudah diterapkan peraturan di tata tertib bahwa siswa sekolah tidak boleh membawa apalagi merokok di lingkungan sekolah.

Merokok pun bukan jadi hal yang tabu bagi masyarakat dunia khususnya di Indonesia. Sekarang saja berbagai macam rokok ada di Indonesia. Seperti rokok kretek,filter,menthol,dan rokok yang harus di pithesdulu baru keluar rasa mentholnya pun sekarang sudah ada. Dan rasanyapun sekarang bervariasi dari rasa cappucino, tropical mint, rasa buah buahan pun ada. Jadinya bisa dikatakan merokok tidak selalu monoton dan itu itu saja pilihan rasanya.

Dan sekarang pun ada juga yang namanya e-cigareteatau rokok elektrik atau yang juga bisa disebut vape/vaporizer. Bahkan variasi rasanya pun lebih beragam, ada yang rasa coklat, buah-buahan, susu dan masih banyak lagi. Ada yang mengatakan vapelebih baik daripada rokok konvesional pasa umunya. Karena tidak ada kandungan tar dan nikotin nya pun bervariasi dari tidak ada kandungan nikotin nya sampai 12%. Vapepun bagi kalangan anak muda zaman now adalah sebagai trend karena lebih elegan atau bisa saja hasil pembakarannya (uap) atau bisa disebut asapnya pun lebih banyak ketimbang rokok konvensional. Sekarang pun banyak kompetisi tentang vape,contohnya dari trickdan cloud chasing.Cloud chasingyaitu seberapa panjang uap yang mereka keluarkan dan trickyaitu bagaimana mereka memvariasikan bagaimana mereka mengeluarkan uap mereka. Tetapi modal awal untuk vape pun tidak murah juga, harus mengeluarkan sampai jutaan hanya untuk membeli devicenya atau juga bisa disebut mesinnya, belum mereka membeli atomizernyayaitu alat pembakaran untuk membuat e-liquiduntuk menjadi uap.

Tetap saja yang namanya rokok banyak pro dan kontranya, apalagi rokok elektrik tadi. Contoh pro-nya adalah lebih baik daripada rokok konvesional karena tidak terdapat kandungan racunyang terdapat pada rokok konvesional. Kontra-nya tetap saja berbahaya karena dapat membahayakan kesehatan saluran pernafasan.

Dan bagaimanapun juga merokok sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat di Indonesia. Bagi kalangan anak, remaja, sampai orang tua pun sudah tau tapi tetap saja melakukannya, walaupun merokok berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Entah itu rokok elektrik atau pun rokok konvesional sendiri. Karena di Indonesia merokok adalah sebuah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. 

Bening Nanang Wahyu Pradana , Universitas Dian Nuswantoro - Ilmu Komunikasi

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun