Mohon tunggu...
nathania dyah prameswari
nathania dyah prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa

like an alphacentauri i will shine brightly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengolahan Sisa Nasi Basi Menjadi Mikroorganisme Lokal (MOL) Ramah Lingkungan

27 September 2025   21:40 Diperbarui: 27 September 2025   21:35 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan malah memberikan nilai negatif pada lingkungan. Menurut data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), rata-rata satu orang Indonesia menghasilkan 0,7 -- 1kg sampah per hari. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, artinya Indonesa menghasilkan lebih dari 175.000 ton sampah setiap hari. Dari 175.000 ton sampah yang dihasilkan, sampah sisa makanan menempati posisi diurutan pertama, yakni mencapai +- 40%.  Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum memanfaatkan limbah sisa rumah tangga karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pemanfaatan limbah. Dalam kehidupan sehari-hari, limbah sisa makanan khususnya nasi basi yang banyak ditemukan dalam lingkungan rumah tangga perlu diolah agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat mengendalikan limbah sisa rumah tangga yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Salah satu cara pemanfaatannya adalah dengan mengolah sisa nasi basi menjadi Mikroorganisme Lokal (MOL).

MOL merupakan salah satu cara dalam pembuatan pupuk baik itu berbentuk cair ataupun padatan mikroorganisme. Bahan-bahan dalam pembuatan MOL ini terdiri dari karbohidrat yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi. Karbohidrat ini bisa kita temukan dari limbah sisa rumah tangga, seperti nasi basi. Selanjutnya, yaitu glukosa yang bisa kita temukan dari air kelapa, larutan air gula merah ataupun gula pasir. Dengan kata lain Mikroorganisme Lokal ini akan mempercepat proses pengoposan dan sebagai dekomposer yang akan mempercepat penyuraian senyawa- senyawa organik. MOL nasi basi digunakan dengan tujuan setiap rumah tangga mengonsumsi nasi, yang sedikit banyaknya pasti ada yang tersisa agar dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga khususnya sisa makanan, sekaligus menyediakan alternatif pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan sederana yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, MOL dapat diaplikasikan.Hal inilah yang melatar belakangi untuk membut MOL.

Proses pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) dari nasi basi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan mudah diaplikasikan di rumah. Langkah pertama adalah menyiapkan bahan utama berupa sisa nasi basi yang kemudian dicampurkan dengan larutan gula, baik gula merah yang telah dilarutkan maupun gula pasir. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah seperti ember atau jerigen, lalu ditambahkan air bersih secukupnya. Setelah itu, wadah ditutup rapat agar proses fermentasi dapat berlangsung optimal selama 5–7 hari. Jenis mikroba yang yang terkandung dalam MOL nasi basi adalah Sachharomyces cerevicia dan Aspergillus sp yang berperan dalam proses pengomposan. Selama masa fermentasi, wadah perlu dibuka setiap hari untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi sekaligus mengaduk larutan agar proses berjalan merata. Setelah melalui proses fermentasi selama 7–14 hari, larutan MOL nasi basi siap digunakan sebagai pupuk cair organik maupun sebagai aktivator dalam proses pembuatan kompos.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan nasi basi menjadi MOL merupakan salah satu inovasi sederhana namun memiliki manfaat besar bagi lingkungan dan pertanian. MOL tidak hanya berperan sebagai dekomposer yang mempercepat proses penguraian senyawa organik, tetapi juga mampu menjadi solusi dalam mengurangi permasalahan sampah rumah tangga yang terus meningkat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat semakin sadar untuk memanfaatkan limbah organik yang ada di sekitarnya, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun