Sleman,yogyakarta -- Seiring meningkatnya kebutuhan akan daging ayam dan telur, para peternak di berbagai daerah terus mencari cara-cara baru untuk menekan biaya produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu inovasi yang kini mulai banyak diterapkan adalah pemanfaatan limbah organik sebagai pakan alternatif untuk ayam. Inovasi ini terbukti mampu mengurangi ketergantungan pada pakan komersial sekaligus menanggulangi masalah limbah rumah tangga dan industri.
Di desa purwomartani,tundan,rt 01 ,rw01, tepatnya di pondok pesantren ora aji,seorang santri sekaligus peternak muda bernama komeng (25) berhasil mengembangkan sistem peternakan ayam kampung yang memanfaatkan limbah sayuran pasar, ampas tahu, dan dedak sebagai bahan pakan utama. Inisiatif ini tidak hanya menghemat biaya operasional hingga 40%, tetapi juga mendapat apresiasi dari warga sekitar karena turut membantu mengurangi sampah organik di lingkungan pondok pesantren.
"Kami bekerja sama dengan pasar tradisional untuk mengambil sisa sayuran yang sudah tidak dijual. Biasanya mereka buang begitu saja, padahal masih bisa dimanfaatkan. Setelah melalui proses fermentasi selama beberapa hari, sisa sayuran ini kami campur dengan dedak dan ampas tahu untuk dijadikan pakan," ujar komeng saat ditemui di kandangnya yang terletak di belakang pondok pesantren.
Menurut komeng, selain ramah lingkungan, pakan hasil limbah organik ini juga meningkatkan kualitas ayam. "Dagingnya lebih padat, dan ayam lebih sehat karena makanan mereka alami, tanpa tambahan bahan kimia," tambahnya.
Limbah Jadi Solusi
Fenomena pemanfaatan limbah untuk peternakan bukanlah hal baru, namun baru belakangan ini berkembang pesat sebagai solusi atas krisis pakan yang dihadapi para peternak kecil dan menengah. Harga pakan pabrikan yang terus meroket menjadi beban berat bagi peternak, sehingga mereka terdorong untuk mencari alternatif yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.
Menurut data dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sekitar 60% biaya produksi dalam peternakan ayam berasal dari kebutuhan pakan. Dengan memanfaatkan limbah organik seperti kulit buah, daun sayuran, limbah pertanian, dan hasil samping industri makanan seperti ampas kelapa atau tahu, para peternak dapat menghemat biaya secara signifikan.
Selain dari limbah pasar dan rumah tangga, limbah pertanian seperti jerami, batang jagung, dan bekatul juga berpotensi besar dijadikan bahan baku pakan ayam. Beberapa kelompok peternak bahkan sudah mulai mengembangkan teknologi fermentasi dan pengolahan sederhana untuk meningkatkan kandungan nutrisi dari limbah tersebut.
Dukungan Pemerintah dan Akademisi
Pemerintah daerah mulai merespons positif tren ini dengan memberikan pelatihan dan pendampingan teknis kepada para peternak. Di beberapa daerah, program pelatihan pengolahan limbah menjadi pakan alternatif sudah berjalan sejak awal tahun 2024, dengan melibatkan penyuluh pertanian dan dosen dari universitas setempat.