Mohon tunggu...
Naswa Nelina Rahayu
Naswa Nelina Rahayu Mohon Tunggu... Penegak Hukum - selalu biasa-biasa saja

Welcome to my...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menuai Kembali Terjadinya Rasisme

12 Maret 2021   10:10 Diperbarui: 12 Maret 2021   10:29 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar akun YouTube Indah Asmigianti

Seiring berjalannya waktu, era globalisasi semakin berkembang dan meningkat. Tak sedikit orang yang memakai gawai untuk berinteraksi dengan media luar, seperti sosial media. Dari tahun ke tahun, perkembangan IT pun berkembang. Dengan munculnya aplikasi media sosial untuk berinteraksi dengan pribumi maupun warga asing.

Di era globalisasi ini pun, rasisme malah semakin ikut berkembang. Banyak warga negara asing ataupun pribumi yang menggugah sebuah cemoohan hanya untuk memberikan pendapat rasis nya. 

Ome TV adalah contoh dari perkembangan IT. Sebuah aplikasi yang menghubungkan penggunanya berinteraksi dengan pengguna lain secara acak. Sistemnya merupakan sebuah panggilan video. Akhir-akhir ini, Ome TV sedang trending, bahkan penulis pun pernah mencobanya. Bertemu, menyapa, dan berteman. Namun, tak jarang ada masyarakat yang menggunakannya bukan untuk hal yang berbau positif.

Pada tanggal 8 Maret 2021 yang lalu, seorang youtuber perempuan menggugah sebuah video rekaman Ome TV. Pasalnya, dalam rekaman video tersebut pria Asia melakukan pelecehan terhadap korban, Indah.

Video yang berdurasi 12 menit tersebut, penulis ikut kesal dengan cara pria tersebut berkata. Seperti contoh "Aku tidak suka kamu, karena kamu sesama orang asia. Dan kamu jelek" ucapnya dengan menggunakan bahasa inggris. 

Sikap pemuda tersebut tidak patut dicontoh, melecehkan sembarangan orang, dan warga asing pula baginya. Walaupun korban sudah mengatakan akan merekam pembicaraan mereka, tersangka malah semakin menjelek-jelekkan Indonesia.

Bahkan menurut Jang Hansol, youtuber Korea-Indonesia, merasa malu dengan tingkah pria tersebut, "...aku tetap berfikir orang Korea lebih diatas daripada orang Indonesia. Seperti GDP (Gross Domestic Product), Ekonomi, dan lainnya." Ucap pria tersebut. Menurut Jang Hansol dalam video unggahannya, ucapan pria tersebut tidak jelas pointnya. Bagaimana bisa dia membandingkan statistik negara dengan manusia. "Memangnya dia yang naikkin GDP, Ekonomi? Justru yang naikkin perekonomian tuh orang terdahulu, kita hanya merasakan jerih payahnya" ucap Mas Hansol.

Apalagi Indonesia merupakan pengguna yang rata-rata aktif dalam bersosial media. Yang membuat mereka terus mencari akun sosial media pria tersebut.

Menurut penulis, peristiwa tersebut memang memiliki sangkut-pautnya dengan perkembangan k-pop. Banyak orang yang menyukai artis k-pop dan sampai menginginkan berteman dengan warga Korea. Mereka tidak mengetahui, bahwa artis k-pop dan warga biasa korea hal yang berbeda. Tak sedikit orang yang jahat, bukan hanya Korea saja bahkan di Indonesia pun seperti itu.

Video yang berdurasi 12 menit mengenai rasisme seorang pria asia tersebut menjadi topik yang hangat dibicarakan.

Hal ini membuktikan, bahwa tak selamanya yang terlihat baik, cantik, ataupun berkharisma dari luar adalah orang yang baik. Semua manusia adalah sama. Kecantikan seseorang adalah relatif dan bersifat subjektif. Kemudian, tak selamanya sebuah aplikasi sosial media adalah hal yang menghibur, baik dan seru. Justru, kita harus semakin lebih berhati-hati dengan perkembangan modernisasi. Ketika perkembangan IT semakin berkembang, maka manusia yang jahat pun akan ikut pula berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun