Ada yang unik dari soal kenaikan harga kali ini. Uniknya harganya sama-sama naik tapi reaksinya berbeda. Yang multiplayer efeknya besar didiamkan. Yang multiplayernya kecil, ributnya setengah mati. Ada apa ini ?
Kenaikan BBM yang efek multiplayernya sangat besar terutama bagi rakyat miskin terkesan didiamkan. Bahkan menurut prediksi BPS kenaikan BBM akan menambah jumlah rakyat miskin juga bertambahnya jumlah rakyat yang mendekati miskin.
Yang menolak kenaikan BBM ini kenapa disebut mencari pencintraan ya ? Kemana larinya empati dan nurani ?
Pada sisi lain, penghematan anggaran dari distopnya subsidi dialokasikan untuk apa ? Kenyataanya BLSM yg disebut sebagai kompensasi kenaikan BBM ternyata diambil dari pinjaman juga. Atau, negara perlu ngutang lagi untuk program BLSM ini. Jadi penghematan subsidinya lari kemana ya ?
Saat daging sapi naik, semua ribut, padahal kenaikan daging tidak menambah rakyat jadi miskin dan tidak pula membuat rakyat menjadi mendekati miskin. Namun pihak yg membuat kebijakan ini habis dimaki-maki.
Padahal dengan kebijakan ini, banyak peternak yang diuntungkan dan mereka sangat bergairah untuk berternak kembali. Juga, ketergantungan pangan terhadap luar negri semakin menurun, impor turun dan terjadi penghematan devisa.
Tapi kebijakan yang bagus ini dimaki-maki setengah mati. Apa karena menggangu sedikit kantong mereka yang kaya ya ?
Mungkin karena orang kaya di negri ini lebih banyak dari orang miskin ? Atau negri ini memang milik orang kaya saja? Jadi siapa yang peduli dengan mereka yang miskin ?