Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Money

Jihad Pertanian

11 Mei 2021   18:16 Diperbarui: 11 Mei 2021   18:26 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy


"Urus kebun, urus unta, urus kambing, patahkan mata pedang ke batu". Itu pesan Rasulullah saw bila saat huru hara terjadi. Covid-19 menciptakan krisis kesehatan yang dilanjutkan dengan krisis ekonomi. Setiap krisis menerjang, menggulingkan dan mengungkapkan bagian yang terapuh.

Wabah Covid-19, justru membongkar borok-borok kerapuhan. Ini saatnya menata dan memperbaikinya. Saat ekonomi sedang tumbuh, kerapuhan itu tertutupi oleh peningkatan omset. Pertumbuhan di atas pondasi kerapuhan. Bisnis akan tenggelam tetapi tak dirasakan, itulah efek saat perekonomian terus tumbuh.

Di era krisis ini, jadi paham kebutuhan dharurat (primer) yang sebenarnya. Sisanya, bisa diinvestasikan ke sektor produktif. Baik ke pengembangan bisnis atau sedekah. Dalam kondisi seperti ini, fokus ke pengembangan produk dan fasilitas produksi. Mengantisipasi lonjakan pasca krisis selesai. Back to basic itulah jurus ampuh saat krisis menerjang.

Sektor pertanian dan pangan, itulah basis kekuasaan bangsa. Di saat ekonomi tumbuh, yang berkembang adalah sektor jasa, papan dan tersier. Pondasinya hancur karena sibuk di sektor penghubung antara produksi dan konsumen. Gelutilah pertanian, saat bangsa ini merasa rendah diri berkecimpung di pertanian. Inilah medan jihad yang baru.

Mengelola alam adalah peran dari khalifah di muka bumi. Dalam sebuah hadist, saat kiamat akan terjadi, amalan apa yang paling baik? Menanam pohon. Apakah ini bertanda seruan untuk terjun ke sektor pertanian dan pangan dari Rasulullah saw? Apakah ke depannya, pengendali manusia adalah yang memegang kendali atas apa yang masuk ke dalam mulut dan perut?

Superioritas sebuah negara salah satunya dari sektor pertanian dan pangan. Tiongkok mulai menggeser Amerika, salah satu tandanya produk pertanian dan pangan menyerbu berbagai negara. Amerika pun memasukkan produk pertanian dan pangannya ke berbagai negara. Itulah salah satu tanda superioritas bangsa.

Saat Qatar diembargo oleh Saudi dan UEA, Turki yang bisa memback up kebutuhan pertanian dan pangan ke Qatar. Turki pun menjadi negara pengekspor produk pertanian dan pangan ke Eropa. Itulah bukti superioritas Turki saat ini. Superioritas pertanian dan pangan menunjukkan bangsa tersebut serius dan mandiri mengelola alam yang dianugerahkan Allah. Bangsa ini terlalu sering bertopang dagu dan malas atas alam yang dianugerahkan pada negri ini.

Mari meluaskan medan jihad. Bukan saja membangun masjid, pondok pesantren, majlis taklim, bersedekah kepada fakir miskin dan yatim saja. Tetapi bersedekahlah untuk membangun kekuatan pertanian dan pangan bangsa ini. Terjun ke pertanian dan pangan adalah bagian dari amal sholeh yang terus mengalir. Bagaimana mau beribadah dan menuntut ilmu bila tidak ada yang di makan? Bagaimana mau taat kepada Allah bila diliputi kelaparan?

Ambil pacul, ambil parang, ambil golok hantamkan ke tanah yang keras. Berdoalah pada Allah agar hujan diturunkan dan wabah terkelola. Itulah jihad mengisi perut dan membasmi kelaparan di mulai. Itulah jihad menjadi bangsa yang mandiri. Yang mulut dan perutnya tidak dikendalikan oleh bangsa lain.

Channel Youtube Dengerin Hati

Nasrulloh Baksolahar 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun