Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melampaui Keterbatasan

14 Agustus 2018   06:39 Diperbarui: 14 Agustus 2018   07:29 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melampaui keterbatasan. Itulah kisah kesuksesan. Melampaui kendala itulah cerita kepahlawanan. Semua orang memiliki keterbatasan sesuai kondisinya masing-masing. Karena obsesi selalu melebihi kenyataan. Itulah yang membuat daya gerak maju, ke depan meninggalkan posisi hari ini.

Jangan biarkan obsesi disesuaikan sumber daya yang dimiliki. Karena obsesi menciptakan sumber daya, Bukan sumber daya yang menciptakan obsesi. Jangan biarkan sumber daya membatasi gerak, obsesi dan kreasi. Karena rentang jarak obsesi dan sumber daya bisa diatasi dengan daya pemikiran, semangat dan kreatifitas.

Keterbatasan sumber daya adalah ujian hidup. Siapa yang diandalkan? Allah atau sumber daya yang dimiliki? Siapa yang terhebat, diri mu atau kekuatan modal uang? Bukankah manusia makhluk terbaik dan sempurna? mengapa hanya mengandalkan sumber daya? Merendahkan diri bisa berarti engkau tidak percaya atas potensi dirimu. Menganggap sumber daya dasar sebuah kesuksesan. Buanglah persepsi ini.

Cerita Jendral Sudirman sebuah kisah melampaui keterbatasan. Soekarno-Hatta di penjara. Ibukota dikuasai. Peralatan perang hanya seadanya. Bila kita sebagai Jendral Sudirman dengan melihat semua keterbatasan, menyerah atau menjaga obsesi merdeka? Semua potensi itu menjadi kenyataan ketika keputusan sudah diambil. Sumber daya itu berdatangan ketika tawakal kepada Allah sudah dicanangkan.

Jadi yang terberat itu bukan pergulatan dengan tantangan. Tetapi saat menetapkan keputusan bahwa kita ingin melampaui keterbatasan. Walaupun resikonya merdeka atau mati? Dua pilihan yang selalu ada.

Kemerdekaan, keleluasaan, finansial freedom dimulai saat gerak langkah tidak dibatasi oleh sumber daya apa yang telah dimilik. Tetapi gerak langkah kita tergantung dari obsesi kita sendiri. Keleluasaan obsesi itulah awal kemerdekaan diri.

Sumber daya hanya sebuah pijakan untuk melanjutkan obsesi. Melompat pada tingkat yang lebih tinggi. Bukan menyamakan obsesi dengan  sumber daya yang dimiliki. Bila bergerak sesuai sumber daya, hidup hanya sebuah jalan di tempat saja. Lompatan  hidup seseorang dimulai dengan memperlebar jarak antara obsesi dan sumber daya yang ada.

Mari memasuki dunia baru. Dunia yang tak menghiraukan keterbatasan. Yang tak terkekang oleh keterbatasan. Yang tak terpenjara dalam kukungan keterbatasan. Dunia yang luas sesuai obsesi kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun