Keberagaman keyakinan diindonesia sudah tertanam sejak ratusan tahun lalu.kaum minoritas selalu merasa tertekan dan dizalimi.upaya2 untuk mengangkatnya menjadi suguhan dimuka publik sangat terlihat begitu intensnya mereka menulis artikel.
Karena indonesia mayoritas penganut agama islam maka artikel2 tersebut selalu menjelekan islam sebagai agama Чάπƍ "sadis"
Kaum muslim pada dasarnya tidak masalah mau ada ahmadiyahkah,atau syiahkah,asalkan mereka tidak menggunakan nama "islam" bagi gerakan mereka.sebab sudah jelas ahmadiyah mengakui bahwa gulam ahmad dari india adalah nabi pamungkas mereka,sedangkan kaum bagi muslim nabi terakhir adalah muhammad saw.
Kaum muslim juga tidak keberatan adanya syiah,selama mereka tidak mengkafirkan sahabat2 nabi,dan melaksanakan sholat jumat kalau imam mahdi nya sudah datang..intinya jangan membawa nama islam kalau ajarannya bertentangan dengan islam itu sendiri.
Untuk umat diluar islam dalam hal ini Чάπƍ banyak berteriak adalah kaum kristen,coba lihat kurang apalagi? Umat islam berbagi toleransi? Umat islam tidak pernah membesar2kan masalah saat ruko2 berubah fungsi jadi gereja,tidak membesar2kan masalah pula betapa susahnya membangun masjid di maluku,atau dipapua.
Jadi bagi penulis janganlah pikiran2 Чάπƍ anda2 torehkan menjadi sebuah artikel malah akan menhancurkan makna kerukunan Чάπƍ sudah dibangun oleh orang2 tua sebelum kita.