Mohon tunggu...
Fakhrunas Jabbar
Fakhrunas Jabbar Mohon Tunggu... Dosen - Penulis/ Sastrawan

Fakhrunnas MA Jabbar adalah sastrawan, dosen dan wartawan, tinggal di Pekanbaru Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanjak Melayu ala Tarmizi Rumahitam di Batam

12 Februari 2020   22:17 Diperbarui: 12 Februari 2020   22:20 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TARMIZI Rumahitam, seniman dan sastrawan ini jadi idenyik dengan Tanjak Melayu.  Tanjak merupakan ikat kepala khas Melayu. Malang melintang di Batam bertahun-tahun menggeluti dunia kewartawanan, tulis-menulis karya sastra, jadi pengrajin batu akik akhirnya Tarmizi fokus berkreasi dengan industri kerajinan Tanjak Melayu.

Kini Tarmizi melalui Bengkel Tanjak Rumahitam (BTR) di kawasan Sekupang, Batam, Tarmizi memproduksi beraneka ragam tanjak baik yang tradiaionsl maupun kreasi baru. Tarmizi juga mengajak kerabat, tetangga dan penjahit pakaian secara selektif bekerja secara parsial dengannya.

Hebstnya, Tarmizi menyiduhkan sebagian penghasilannya untuk kreativitas sastra melaui Sanggar Sastra "Lamankata Rumahitam." Lamankata ini terletak persis di depan bengkel dan tempat tinggalnya bersama keluarga berupa panggung mini.

Di Panggung Lamankata Rumahitam inj, Tarmizi sudah menampilkan atraksk baca puisu, cerpen, musikalisasi atau monolog sastrawan dan seniman dari berbagai kota di Indonesia. Semua itu dilakukan Tarmizi tanpa pungut bayaran.

''Jadi bisnis tanjak inilah yang menopang aktivitas sastra saya bersama kawan-kawan. Hidup saya tak bisa lepas sari sastra. Keluarga saya sudsh faham betul soal ini,'' ujar seniman yang suka memakai tanjak Melayu ini.

Terakhir, di awal Februari lalu dua sastrawan Riau, Husnu Abadi dan Fakhrunnas MA Jabbar tampil baca puisi dan diskusi bertajuk 'Masa Depan Penyair.' Sebelumnya tanjak BTR ikut dijadikan salah satu souvenir bagi ratusan sastrawan yang mengikuti Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) yang digelar oleh sastrawan Datuk Seri Rida K. Liamsi.

Bisnis tanjak yang terus dikembangkan Tarmizi ternyata telah ikut memasyarakatksn tanjak sebagai salah satu identitas Melayu baik di Kepulauan Riau maupun kawasan serumpun Melayu di dalam maupun di luar negeri.

''Saya bangga, sekarang anak-anak usia sekolah mulai menyenangi memakai tanjak. Mereka datang  bersama orangtuanya ke BTB ini untuk membeli tanjak di sini,'' cerita Tarmizi  di Batam belum lama ini.

Bisnis  tanjak Melayu yang ditekuni Tarmizi secara pelan tapi terus menggelinding di kawasan Melayu Serumpun, Indonesia, Singapura dan Malaysia. ini dimungkinkan karena BTB sudah membuka outlet mini di DC Mal dan Barelang Mal Batam.

''Wisatawan negeri jiran yang datang ke kedua mal, kebanyakan sudah tahu menemukan tanjak Melayu yang kami jual. Mereka juga saling bercerita. Alhamdulillah, ada saja orderan dari Singapura dan Johor memesan tanjak dalam partaj lebih besar. Bahkan pernah ada orderan sampai 100-500 tanjak,'' kata Tarmizi.

Tarmizi bercerita, sering pula tanjak Melayu yang dibuatnya dipesan oleh suatu lembaga yang kemudian dipakai untuk tokoh terkenal atau pejabat negara di antaranya  Kapolri dan Panglima TNI. Tarmizi pun mengabadikan foto kedua pejabat ini dalam ukuran besar yang dipajang di dinding bengkelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun