Mohon tunggu...
Fakhrunas Jabbar
Fakhrunas Jabbar Mohon Tunggu... Dosen - Penulis/ Sastrawan

Fakhrunnas MA Jabbar adalah sastrawan, dosen dan wartawan, tinggal di Pekanbaru Riau

Selanjutnya

Tutup

Film

Mempertemukan Budaya Indonesia-Azerbaijan dalam Film "Laila Majnun"

20 September 2019   19:51 Diperbarui: 20 September 2019   20:12 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DARAH seniman benar-benar mengalis di tubuh Prof. Dr. Husnan Bey Fananie, Dubes RI untuk Azerbaijan ini. Lihai main piano sudah diperlihatkannya saat  manggung di arena Indonesia Cultural Festival (ICF) ke 4 di Kota Baku, ibukota Azerbaijan tiga malam  berturut-turut, 13-15 September lalu.

Jadi seniman lukis pun ditekuninya di-sela-sela kesibukannya sebagai dubes. Sebagian lukisan karya bergantungan   di dinding KBRI.  

''Saya sering menghadiahkan lukisan saya untuk tamu atau diplomat sesama dubes yang datang di sini,'' ujar Husnan dalam perbincangan santai  di Wisma Indonesia, kediaman resminya di Baku, Azerbaijan belum lama ini. Husnan yang dianugerahi gelar profesor oleh Azerbaijan University ternyata juga seorang penyair karena lumayan banyak menulis puisi. 

''Prof. Husnan sudah menerbitkan sebuah buku puisi. Bahkan pada acara puncak Hari Puisi Indonesia sempat tampil baca puisi,'' jelas kritikus sastra, Maman S. Mahayana yang ikut berbincang.

Husnan selain menjadi diplomat tetapi ia memang seorang pemikir yang dekat dengan dunia peradaban dan sejarah. Oleh sebab itu, kehebatan Azerbaijan dalam dunia sastra dan peradaban itu benar-benar diselaminya. Husnan paham betul lika-liku sejarah negeri Islam yang pernah jaya di abad ke 12-15 silam. Kemudian pernah dijajah Tsar Rusia selama satu abad dan Uni Soviet selama 70 tahun.

Salah satu kebesaran Azerbaijan masa lalu yang sangat tersohor adalah roman percintaan 'Laila Majnun' yang ditulis oleh Syekh Nizami Ganjavi. 

Karya sastra ini begitu dikenal luas di dunia termasuk Indonesia. Patung Nizami ditampilkan di kawasan elit, Fountain Square, Baku tak jauh dari Museum Sastra. Husnan pun tak melewatkan untuk mendalami 'Laila Majnun' yang berkisah tentang  cinta sejati dari dunia Timur yang tak kalah dengan 'Romeo and Juliet' karya William Shakespeare di dunia Barat.

''Di sini saya beberapa kali menonton teater tentang Laila Majnun. Kisahnya sangat menarik dan inspiratif. Makanya saya  berpikir  alangkah bagus bila kisah 'Laila Majnun' diangkat ke film dengan cerita percintaan nasa kini,'' cerita Prof. Husnan.

Gagasan Husnan ternyata disambut baik oleh Starvision. Serombongan tim kreatif perusahaan film ini datang ke Azerbaijan untuk melakukan observasi di sejumlah kota yang terkait dengan cerita roman tersebut seperti Baku dan Samakhe. 

''Mereka kaget dan terkagum-kagum menyaksikan keindahan alam dan situs-situs sejarah masa lalu yang sangat dikenal dalam peradaban dunia. Jadi nanti film 'Laila Majnun' digarap dengan cerita baru  tentang kisah percintaan anak muda masa kini dengan setting cerita dua negara, Indonesia dan Azerbaijsn,'' ucap doktor tamatan Universitas Leiden, Belanda ini. 

''Film ini nantinya akan me gangkat nilai budaya Indonesis dan Azerbaijan sebagai perwujudan rasa persaudaraan yang terjalin lama di antara kedua negara,'' kata Husnan yang didampingi istrinya, Bu Dian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun