Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resume "Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam"

7 Maret 2020   11:26 Diperbarui: 7 Maret 2020   11:33 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB III
FILSAFAT ILMU
DALAM ISLAM

Ilmu Menurut Konsep Islam
upaya pencarian ilmu pengetahuan dalam Islam atau memang bukan hal hal baru, melainkan sudah dilakukan oleh ulama-ulama sejak dahulu. Persoalan ini bermula dari perspektif mereka mengenai "apakah Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan atau hanya sebagai petunjuk agama saja?" Dari sini lantas muncul dua kelmpok pertama misalnya seperti perkataan Al-Ghazali (lihat' Ulumuddin, jilid V : I). Beliau mengatakan bahwa ilmu tercakup dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah, dan Al-Qur'an adalah penjelasan ensensi-ensensi sifat-sifat dan perbuatan-Nya.

As-Suyuti memiliki pandangan yang sama dengan mengatakan, bahwa A-Qur'an itu mengandung seluruh ilmu-ilmui klasik dan modern. Kitab Allah itu mencakup segala sesuatunya. Tidak ada bagian atau problem dasar suatu ilmu pun yang tidak ditunjukkan da dalam Al-Qur'an (As-Suyuti, 1979, 1:1).
Metode Memperoleh Ilmu dalam Islam

Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah merupakan pedoman hidup bagi umat Islam. Jika kedua pedoman tersebut di pegang erat-erat maka umat Islam tidak akan sesat selamnya (lihat Ibn Majah). Disamamping itu keduanya juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah kering (lihat Q.S. al-Kahfi: 109). Sumber mutlak dari pengetahuan dan perilaku mutlak yang menyangkut keabsahan adalah Al-Qur'an dan as-Sunnah (Ziauudin Sardar, 1989: 40-41).
Menurut Ghulsyani (1991:84), bahwa sumber untuk memahami alam atau ilmu pengetahuan itu mencakup: indra aksternal, intelek (yang tidak terkotori oleh sifat, sifat buruk) dan wahyu atau inspirasi/ilham.

Kedudukan dan Fungsi Ilmu daalm Islam

Kedudukan ilmu yang mulia dan tinggi itu seperti yang diungkapkan dalamQ.S. Al-Mujadilah: 11:
".....Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberinya ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Ilmu pengetahuan tidak lain adalah usaha manusia untuk memahami hukum hukum Allah yang pasti bagi alam semesta penciptaan-Nya itu. Oleh karena itu ia memiliki nilai kebenaran, selama ia secara tepat mewakili hukum kepastian Allah (takdir-Nya), Maka dengan demikian, ilmu pengetahuan yang benar dengan sendirinya bermanfaat untuk manusia (Nurcholish Madjid,19990:6, lihat pula C.A.Qadir,1989:16).

Antara Ilmu, Iman dan Amal

Dalam pandangan Islam, kecenderungan kepada wawasan yang kudus merupakan suatu keharusan, yaitu bahwa Allah adalah zat Yang Maha Wujud. Yang Maha Mengetahui dan segala sumber dari ilmu pengetahuan. Ini sangat bebeda dengan konsep barat yang sekuler  dan antrosopentris. Karena sumber pengetahuan dalam Islam adalah kesadaran yang kudus, maka tujuan ilmu pengetahuan dalam Islam adalah kesdaran yang kudus pula (Hoessien Nasr, 1970:22 dan ilhat C.A Qadir, 1989:5).

Jadi dalam ajaran Islam, sistem moral itulah yang akan menjadi kontrol atau kendali perbuatan manusia. Ilmu tanpa kendali iman akan menyesatkan dan akan mendatangkan malapetaka. Oleh sebab itu ilmu, iman dan amal (saleh) harus selalu sering dan inheren dalam diri seorang muslim.

BAB IV
TRADISI KEILMUAN ISLAM:
REVITALISASI ILMU DAN TANGGUNG
JAWAB ILMUAWAN MUSLIM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun