Mohon tunggu...
Narendra Ardhana
Narendra Ardhana Mohon Tunggu... Akuntan - ODHA

(bukan nama sebenarnya) tidak ada yang berbeda dengan saya, saya hanya seorang pengidap HIV (ODHA) yang terdiagnosa sejak awal 2014 ketika berusia 26 tahun dan menjalani terapi ARV hingga saat ini. Masih aktif bekerja full time sebagai back office, sedang belajar berwirausaha dan tidak di bawah naungan suatu lembaga atau yayasan sosial ODHA. Bagi yang ingin sekedar berbagi cerita, saran dan kritik bisa melalui email narendra.ardhana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya ODHA tetapi Masih Sehat

1 Mei 2016   23:10 Diperbarui: 1 Mei 2016   23:28 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ternyata sudah relatif cukup lama sejak terakhir Saya upload tulisan di sini, karena kesibukan Saya bekerja dan belum ada inspirasi jadi sekian lama itu Saya belum bisa menulis. Sebenarnya jadi beban tersendiri untuk menulis sesuatu yang bermutu mengingat pada akun ini Saya selalu menulis dengan tema HIV di samping Saya sebenarnya bukan penulis professional. Baiklah karena Saya sebenarnya belum ada inspirasi tertentu, mungkin Saya akan menceritakan kabar Saya sendiri.

Tahun ini, Saya sudah genap berusia 28 tahun dan memasuki 2 (dua) tahun terapi ARV. I’m survive, I’m still alive. Ngga ada keluhan berarti walau berat badan Saya masih di bawah rata-rata ideal alias jadi terlihat lebih kurus semenjak sakit ketika penyesuaian ARV dulu. Intinya adalah hingga saat ini Saya masih sehat, masih bisa beraktifitas normal seperti orang lain dan tidak tampak seperti orang sakit.

Saya cukup lega karena beberapa waktu lalu kakak perempuan Saya akhirnya menikah juga, kakak ipar Saya ini bekerja sebagai pegawai negeri di bidang kesehatan. Dokter bukan? Rahasia donk, yang pasti bukan mantri ya. Suatu ketika saat hari ulang tahun Saya, kakak ipar Saya memberi ucapan selamat dengan berkata, “Selamat Ulang Tahun ya, bertambah usia tetap optimis!” Walah, jangan-jangan kakak Saya memberi tahu suaminya kalau Saya… seorang ODHA?! Whatever-lah Saya ngga masalah kalaupun seluruh dunia tahu tentang status Saya, justru Saya merasa salut, seandainya dia tahu status Saya tetapi dia tetap mau menikah dengan kakak Saya yang mempunyai adik kandung seorang pengidap HIV. 

Kalau saya pengidap HIV so what?! Ya kan kalau orang yang tidak tahu menahu soal HIV dan penyebarannya bisa-bisa memilih untuk mundur teratur atau bahkan ekstremnya bisa mendiskriminasikan ODHA maupun keluarganya. Tetapi ngga lho, dia sangat welcome dan selalu bertanya mengenai kesehatan Saya meski Saya pura-pura ngga tahu maksud pertanyaan dia itu apa. Happy weeding sekali lagi ya, bahagia selalu, cepat dapat momongan ya…

Lalu bagaimana dengan Saya? Sampai saat ini Saya lebih memilih untuk tidak atau belum menikah, atau mungkin tepatnya tidak mau terbebani dengan persoalan pernikahan. Selain kesibukan Saya sebagai seorang pekerja, beberapa waktu yang lalu Saya akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak…. Anak?? Ya anak… anak anjing sih, so what?! Anjing itu setia kog, pinter, bisa diajak ngomong lagi, harapannya dia akan mempertahankan Saya supaya tidak tergoda kembali lagi ke ibukota untuk bekerja di sana. Ada yang salah dengan ibukota? Ngga juga, yang salah itu pergaulan Saya. Kalau masa hidup anjing bisa sekitar 15 atau 20 tahun yaa pas lah dia bisa menemani kesendirian Saya. Apalagi ya, deposito untuk biaya kuliah adik Saya juga sudah walau tidak seberapa jumlahnya. Jadi esensinya belakangan ini Saya cukup lega.

Apakah selama ini Saya sering merasa kesepian dalam kesendirian Saya? Tentu saja, Saya juga manusia biasa lho bukan Superman, Batman atau Wonder Women. Banyak teman-teman seusia Saya yang sudah berkeluarga, punya anak dan sebagainya. Jujur ya Saya kepengen seperti mereka, tapi mungkin jalan hidup orang berbeda-beda dan inilah jalan hidup Saya. Dinikmati saja.

Terus bagaimana Saya berjuang mengatasi kesepian Saya? Menyibukkan diri dengan hal-hal positif, bekerja, melakukan hobby-hobby Saya. –Apa itu? Nonton film, mainan sama anjing, makan kue cokelat, minum jus tanpa susu, beli perhiasan emas (baca : investasi) dan banyak lainnya yang penting Saya senang.

Apakah pihak keluarga dan kerabat tidak bertanya kapan Saya akan menikah? Kalau saudara yang ngga kenal ya pasti nanya-nanya kepo, tapi kalau keluarga yang tahu status Saya ya ngga pernah nanya. Kalau teman-teman juga banyak yang nanya, tapi Saya biasa aja sih. Saya yang ngga nikah ngapain mereka repot, emang kalau Saya nikah mereka mau gitu kasih biaya untuk pernikahan Saya?! Cuek aja.

Apakah Saya pernah merasa lelah minum ARV setiap hari? Sering, tapi kan itu buat kebaikan Saya sendiri. Sudah jadi resiko dan keputusan Saya dari awal untuk berkomitmen seumur hidup untuk minum ARV.

Pernah lupa ngga minum ARV? Lupa sih ngga, hampir lupa iya. Dulu waktu awal terapi Saya pakai alarm biar ngga lupa, tapi karena sudah terbiasa jadi alarm-nya Saya hapus. Tapi namanya juga manusia biasa yang punya banyak aktifitas pernah juga hampir lupa minum ARV. Daripada spekulasi begitu mendingan sih saran Saya pakai alarm ya buat teman-teman ODHA supaya ngga lupa minum ARV.

Apakah ARV sampai saat ini masih gratis? Masih kog, Saya pakai BPJS juga biar ke rumah sakitnya ngga bayar. Bukan promosi ya, habis emang ada gitu asuransi yang cover penyakit HIV-Aids selain BPJS Kesehatan? Jadi setelah investasi asuransi Saya berakhir, Saya ngga mau lagi ikut asuransi kecuali BPJS Kesehatan dan tabungan berencana aja karena Saya suka boros.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun