Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bagaimana Menilai dan Menggunakan Referensi Online?

1 Januari 2015   20:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:01 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://images.wisegeek.com/

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="http://images.wisegeek.com/"][/caption] Rupanya, pernyataan Pak Pepih: "Benar-salahnya analisa itu urusan belakangan," memicu diskusi menarik di Kompasiana menjelang akhir dan awal tahun ini. Yang menarik perhatian saya dari diskusi ini, sebenarnya sudah sedikit saya singgung dalam tulisan terdahulu saya, adalah pentingnya penggunaan referensi dalam tulisan. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi informasi berkait penggunaan sumber-sumber online. Saya kira ini sangat relevan dengan Kompasiana, karena mayoritas tulisan yang menggunakan rujukan sering memberikan tautan (link) referensi online. Perlu diinformasikan bahwa dalam tulisan-tulisan ilmiah, penggunaan rujukan-rujukan online sangat minim. Ini bisa dipahami karena adanya pandangan umum dalam dunia akademis bahwa sumber-sumber online, mayoritas kurang handal atau bahkan tidak handal untuk dijadikan acuan pembuktian akan sebuah klaim atau argumen. Saya kira, pandangan umum di atas bermanfaat untuk mengingatkan kita agar sangat selektif dan berhati-hati dalam menggunakan rujukan, namun tidak berarti bahwa kita tidak boleh menggunakan sumber-sumber online sama sekali. Karena itu, di sini saya mengajak kita mempertimbangkan beberapa hal berikut sebagai panduan dasar untuk menilai handal atau tidaknya sebuah sumber online. Menilai Kehandalan Rujukan Online Kate L. Turabian mendaftarkan sejumlah bahan pertimbangan untuk menilai kehandalan sumber-sumber online, yaitu:

  1. Situs tersebut disponsori oleh atau milik dari organisasi atau badan atau departemen resmi dan atau individu yang "ternama". "Ternama" di sini berkaitan dengan bidang kajian di mana isu yang kita bahas itu terkategori di dalamnya.
  2. Situs tersebut berkait dengan jurnal-jurnal akademis atau profesional.
  3. Situs tersebut merupakan suplemen dari sumber-sumber cetak. Misalnya, sejumlah jurnal menggunakan situs online sebagai wadah diskusi antara penulis dengan penulis atau penulis dengan pembaca.
  4. Situs yang bersangkutan tidak semata-mata berisi klaim yang tidak jelas; bahasa yang kasar (abusive); atau mengandung banyak kesalahan linguistik.
  5. Situs tersebut mengandung indikator mengenai kapan terakhir ia di-update. Jika tidak ada indikator ini, situs tersebut perlu diwaspadai penggunaannya.
  6. Situs tersebut tidak provokatif dan semata-mata emosional dalam membahas sebuah isu.

Beberapa poin pertimbangan di atas tentu sangat bermanfaat untuk kita ingat sebagai panduan dasar. Meski begitu, perlu diberi suplemen lagi karena Turrabian menulis untuk mereka yang melakukan riset akademis. Berikut ini saya mendaftarkan beberapa bahan pertimbangan lain:

  1. Publikasi online, berbeda dengan publikasi cetak, sangat mudah untuk direvisi tanpa adanya indikator terjadinya perevisian. Perevisian itu bukan hanya soal kesalahan ketikan melainkan juga substansinya. Dan tidak ada standar baku untuk menetapkan sejauh mana perubahan-perubahan ini dapat disebut sebagai perevisian. Di Kompasiana tentu kita sering melakukan hal ini, bukan?
  2. Publikasi online yang tidak mengandung indikator mengenai: nama penulis, tanggal penulisan, waktu publikasi, sebaiknya tidak digunakan.
  3. Seringkali, isi dari sebuah situs terdapat juga dalam situs-situs lainnya (paralel). Untuk kasus seperti ini, sedapat mungkin kita mengacu kepada sumber yang menjadi sumber dari paralelnya. Misalnya, seperti yang sudah saya tulis beberapa hari lalu, penemuan stempel tanah liat itu diberitakan di Kompas.Com dan juga beberapa situs berbahasa Indonesia lainnya. Tetapi, sebenarnya informasi ini berasal dari Science Daily. Untuk kasus seperti ini, sumber utama yang kita konsultasikan sebaiknya adalah Science Daily ketimbang beberapa situs lain yang hanya menyadurnya kembali.

Sebagai konsekuensi dari fakta pada poin 1 di atas, ketika kita mengutip dari sumber online, sangat direkomendasikan untuk bukan hanya mencantumkan URL-nya, melainkan juga tanggal kita mengakses dan menggunakan situs yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar ketika ada revisi terhadap situs tersebut, lalu di waktu kemudian para pembaca mengecek kembali sumber itu dan ternyata tidak lagi sesuai dengan yang kita kutip, kita tidak dapat disalahkan untuk hal tersebut. Di samping itu juga, situs-situs tertentu kadang sudah tidak available lagi untuk diakses setelah jangka waktu tertentu. Maka sekali lagi, pencantuman tanggal akses sangat direkomendasikan jika Anda merujuk kepada sebuah sumber online. Bagaimana dengan Wikipedia? Wikipedia merupakan sumber online terkemuka yang hampir bisa dikatakan dapat memberikan informasi apa pun yang Anda ingin ketahui. Kita ingin mengetahui topik apa pun dan Wikipedia akan tampil di urutan-urutan pertama di google misalnya. Meski begitu, kita harus mengingat apa yang dinyatakan oleh pendiri Wikipedia itu sendiri: Jimmy Wales. Ketika ditanyai apakah Wikipedia dimaksudkan untuk dikutip dalam riset akademis? Wales menjawab tidak. Menurut Wales, Wikipedia sekadar memberikan informasi yang bersifat umum saja mengenai topik-topiknya. Itulah sebabnya, Wikipedia bisa juga disebut sebagai ensklopedia online. Fungsi dasar di atas mengindikasikan bahwa Wikipedia tidak mengandung informasi yang sifatnya mendalam. Ia hanya memberikan gambaran umum dan latar belakang dari topik-topik yang ada. Perlu diinformasikan bahwa reliabilitas (kehandalan) Wikipedia sudah pernah menjadi topik riset para pakar. Secara umum, dalam kaitan dengan fungsi di atas, Wikipedia dinilai handal memberikan informasi umum dan latar belakang dari topik-topiknya. Wikipedia sendiri memiliki sebuah artikel khusus mengenai kehandalannya, berjudul: Reliability of Wikipedia. Tetapi, banyak artikel-artikel di Wikipedia yang dinilai mengandung kesalahan serius (serious errors). Hal di atas tidak terlalu mengejutkan karena sesungguhnya siapa saja (entah pakar atau non pakar) bisa memosting tulisan termasuk mengedit tulisan-tulisan di Wikipedia (setidaknya itu dulu, walau sekarang sudah agak strict untuk hal ini). Tidak heran, pernah ada kasus pada tahun 2006 di mana biografi ringkas polikus asal Amerika bernama Bill Frist berisi informasi yang bernada hujatan. Setelah diselidiki, ternyata yang memasukkan informasi hujatan itu berasal dari rival politiknya. Gambaran ringkas di atas mengindikasikan bahwa kita dapat memanfaatkan Wikipedia sejauh itu hanya untuk mendapatkan informasi-informasi dasar atau latar belakang dari suatu hal yang sifatnya faktual, bukan argumentatif. Meski begitu, saya sangat menyarankan agar hal-hal faktual dan gambaran latar belakang yang Anda dapatkan dari Wikipedia sebaiknya dibandingkan lagi dengan sumber-sumber lain yang bisa Anda dapatkan. Semoga bermanfaat; Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun