Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga daya tahan tubuh semakin meningkat, terutama pasca pandemi. Permintaan produk herbal untuk mendukung imunitas melonjak karena dianggap alami, minim efek samping, dan dapat menjadi solusi jangka panjang. Indonesia sebagai negara kaya rempah dan tanaman obat memiliki peluang besar untuk mengembangkan produk herbal imunitas yang bernilai tambah, baik untuk pasar domestik maupun global.
1. Tren Permintaan Herbal Imunitas
Konsumen global kini lebih memilih pencegahan daripada pengobatan. Produk herbal yang diklaim mampu meningkatkan imunitas, seperti suplemen kunyit, jahe merah, temulawak, dan meniran, semakin dicari. Pasar ini diperkirakan terus tumbuh, sejalan dengan meningkatnya gaya hidup sehat dan kesadaran akan pentingnya imunitas tubuh dalam menghadapi penyakit modern.
2. Keunggulan Herbal Indonesia
Indonesia dikenal sebagai salah satu mega biodiversity country dengan kekayaan tanaman berkhasiat obat. Tanaman lokal seperti jahe, kunyit, meniran, daun kelor, dan temulawak terbukti memiliki kandungan antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator. Selain itu, faktor sejarah jamu sebagai bagian dari budaya Indonesia memberikan nilai tambah dalam promosi produk herbal imunitas di pasar global.
3. Tantangan dalam Pengembangan Produk
Meski potensinya besar, pengembangan herbal imunitas masih menghadapi tantangan, antara lain:
Standarisasi Produk: Banyak produk herbal belum memiliki kualitas yang konsisten.
Sertifikasi & Regulasi: Pasar ekspor membutuhkan izin ketat seperti BPOM, GMP, hingga sertifikasi organik.
Kurangnya Edukasi Konsumen: Masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat herbal berbasis bukti ilmiah.
Branding Lemah: Produk lokal kerap kalah bersaing dengan brand luar yang lebih agresif dalam pemasaran.