Mohon tunggu...
Naqsya Fitri
Naqsya Fitri Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonomi Islam Unair 22

Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hemat Menjadi Alasan Mahasiswa Sering Mengonsumsi Mie Instan

26 Mei 2023   20:47 Diperbarui: 26 Mei 2023   20:53 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan terbesar didunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus dan Jepang dengan 42 bungkus (Maut, 2011). Mengonsumsi mie instan dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penimbunan zat adiktif yang terkandung dalam makanan instan pada tubuh mereka. Saat ini banyak mahasiswa yang menderita penyakit maag, radang dan berbagai penyakit yang menyerang alat pencernaan. Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka mengonsumsi makanan mie instan (Afifah, 2012).

Data tersebut menunjukkan bahwa banyak warga Indonesia yang sering mengonsumsi mi instan. Dari kalangan kecil hingga dewasa pasti banyak yang suka makan mie instan dengan berbagai varian rasa yang mengunggah selera. Selain praktis, mudah didapat, rasanya yang sedap, mie instan juga tergolong makanan yang ekonomis dan terjangkau. Tak heran jika hampir semua orang rela beli banyak mie instan dengan rasa yang bermacam-macam untuk menuruti keinginan perut mereka. Terlebih dari golongan mahasiswa yang tinggal di kos dan jauh dari pengawasan orang tua. Mie instan selalu menjadi andalan mereka ketika dilanda kelaparan. Karena mereka beranggapan dengan makan mie instan, waktu dan dana yang dikeluarkan tidak begitu banyak.

Nikmat dan hemat. Ini yang menjadi alasan mengapa banyak mahasiswa lebih memilih makan mie instan dibanding makanan yang lain. Dengan mengeluarkan uang di bawah Rp. 5000 saja sudah bisa makan makanan sedap dan mengenyangkan. Niat mereka agar tidak banyak  pengeluaran, akan tetapi banyak bahaya yang timbul jika ini terus dilanjutkan. Tanpa mereka sadari, semakin banyak mereka makan mie instan, semakin banyak mereka menabung penyakit dalam tubuh yang sekarang masih belum mereka rasakan. Ini mindset yang harus diluruskan, hemat menjadi alasan mahasiswa sering mengonsumsi mie instan, ini salah besar. Hemat tidak hanya dengan sering makan mie instan, apalagi jika dikonsumsi setiap hari selama bertahun-tahun. Jika hemat yang kita lakukan malah membuat tubuh kita rusak, apa masih dikatakan berhemat jika nanti di masa tua kita mengeluarkan banyak uang hanya karena kesalahan kita di masa muda dalam memilih makanan?

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Mie instan bila dikonsumsi dalam jangka yang lama dan dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan gangguan kesehatan, karena dalam mie instan mengandung bahan-bahan rekayasa yang dibuat agar mie tersebut memiliki rasa yang hampir mirip dengan bumbu sebenarnya. Bahaya yang mungkin akan timbul jika sering mengonsumsi mie instan antara lain, berisiko keguguran, berisiko kanker, terganggunya sistem pencernaan, obesitas, kerusakan jaringan otak, mengganggu jadwal menstruasi, diabetes, dan masih banyak lagi. 

Pemilihan makanan yang kurang selektif dari kebanyakan mahasiswa patut diperhatikan. Jika dibiarkan terus, maka secara tidak langsung berpengaruh pada masa depan Indonesia yang mana nantinya akan dipimpin oleh para pemuda masa kini. Untuk itu, agar tingkat pengonsumsian mie instan menurun, maka harus ada tindakan dari pihak kampus untuk memberikan solusi dan sosialisasi pada mahasiswa terkait makanan yang dibutuhkan tubuh dan makanan yang harus dijauhi.

Kebanyakan mahasiswa memilih mie instan karena alasan untuk berhemat. Namun perlu diketahui, bahwa berhemat harus sesuai aturan. Berhemat harus dengan cara yang benar. Bukan berhemat dengan merusak otak dan pencernaan. Bukan berhemat dengan menjadikan mie instan sebagai makanan andalan. Apalagi mengonsumsi setiap hari tanpa mengetahui aturan jarak minimal yang harus diperhatikan. 

Para mahasiswa bukan tidak mengetahui bahaya akan seringnya mengonsumsi mie instan, tapi mereka sulit mengimplementasikan pola hidup sehat yang jarang mereka lakukan. Dengan demikian, sosialisasi yang dibutuhkan adalah bukan tentang dampak mie instan bagi kesehatan, akan tetapi tentang bagaimana cara mengatur pola hidup sehat beserta tips and trick yang mudah dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Untuk itu, harapannya dengan adanya sosialisasi ini bisa menjadikan calon penerus bangsa yang tangguh, kuat, dan bisa berkontribusi aktif dalam memajukan ibu pertiwi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun