Mohon tunggu...
Naqoy The7Awareness
Naqoy The7Awareness Mohon Tunggu... Penulis - Trainer & Konsultan Leadership SDM di BUMN
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis buku laris The7awareness, Pemecah rekor MURI 2009, Master Trainer dan Sang Penutur Kesadaran indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Idul Fitri Menuju Idul Adha (Manajemen Produksi dan Operasi di Bulan Ramadan)

31 Mei 2021   09:48 Diperbarui: 31 Mei 2021   09:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syawal 1442 H telah kita lewati bersama , setelah sekolah dan pelatihan Ramadan selama 1 bulan melatih kita kesungguhan dalam 5 fokus yaitu "tazkiyatul badan, tazkiyatun lisan, tazkiyatun fikr, tazkiyatun badn , tazkiyatul qolb dan tazkiyatul nafs". Kelima fokus ini menekankan kepada manusia untuk menjadi di atas rata-rata(Takwa), dalam istilah Manajemen ada istilah MPO-Manajemen Produksi dan Operasi yang membuat manusia dengan Ramadan lebih efektif, efisien dan produktif ketika menjalani hari-hari setelah ramadan yaitu fitrah. Manajemen produksi dan operasi Ramadan membuat kita menjadi manusia yang bisa menjaga pola hidup sehat dengan menjaga olah makan dan olah raga. Terbayang oleh kita jika tanpa Ramadan hadir, tubuh ini menjadi tumpukan penyakit yang tidak kita sadari sejak dini. Ramadan menjadi menejemen operasi dan produksi tubuh kita menjadi kuat dan sehat, hanya kembali kepada kita sendiri, apakah kita menyiapkan diri untuk menjadi lebih sehat dan kuat dengan mengikuti pola hidup sehat dengan Ramadan. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa dengan Ramadan seseorang memiliki kehidupan yang jauh lebih sehat dari sebelumnya.

Sementara fokus kedua adalah Ramadan menekankan kita menjadi manusia yang produktif dengan menjaga lisan sehingga terselematkan oleh perpecahan dan permusuhan, seringkali keduanya disebabkan oleh kesalahan lisan yang tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang mengurangi ucapan buruk sepanjang Ramadan akan memberikan dampak kepada dirinya menjadi penyelamat bangsa , baik dalam arti kecil yaitu keluarga maupun dalam arti besar yaitu berbangsa. Seseorang yang memiliki fitrah tentu saja menjadi jalan damai untuk banyak orang dengan lisanya bukan kebaliknya menjadi pemecah belah dirinya dan sekelilingnya. 

Ketiga adalah fokus dari manajemen produksi dan operasi Ramadan adalah mentransformasikan diri menjadi pribadi yang berpikir positif (tazkiyatul fikr) , hasil dari Ramadan adalah seseorang bisa menembus batas-batas pikiran dengan "positif thinking". Fitrah manusia adalah memiliki ketanangan dalam cara berpikir sehingga terbiasa melakukan terobosan "Out of the box", manusia yang belum produktif dan efektif adalah manusia yang hidup dalam kotak-kotak pikiran sehingga setiap ingin melakukan sebuah terobosan namun dirinya terbentur oleh kekhawatiran dan ketakutnya sendiri. Ini salah satu transformasi terpenting manusia setelah dilatih dengan kekuatan Ramadan. 

Fokus Ramadan dalam manajemen produksi dan operasi  keempat adalah "Tazkiyatul Qolb", adapun output dari keberhasilan Ramadan menuju fitrah adalah melahirkan manusia memiliki hati yang bahagia tanpa syarat. Kebahagiaan seringkali terenggut oleh tekanan dan masalah yang dihadapi, sebelum Ramadan kemarin banyak orang yang diselimuti masalah, ketika seseorang memasuki Ramadan dirinya membersihkan diri dengan ratusan amal baik yang menjadi kebiasaan baru, alhasil setelah Ramadan manusia akan jauh lebih bahagia. Bahagia itu memang harusnya tanpa syarat, inilah yang menjadi hasil dari transformasi diri kita menjadi fitrah setelah Ramadan. Ada 2 indikator ketika seseorang sampai di "tazkiyatul qolb" yaitu mudah berbagi kebaikan seperti sedekah dan mudah memaafkan, kedua indikator ini menunjukan seseorang menjadi manusia yang produktif dalam kehidupanya, apa yang dimaksud produktif, artinya dirinya menjadi manusia yang mengeluarkan sisi kebaikan tertinggi yang kelak ketika kita wafat , justru kebaikan tersebut akan terus bekerja untuk kita.

Dalam menejemen Produksi dan operasi tentu saja hasil dari semuanya adalah transformasi produk yang lebih baik, tentu saja produk tidak hanya berbentuk barang namun juga adalah jasa, ketika seseorang berhasil mempraktikan menjadi pribadi yang mudah melayani orang lain selama Ramadan akan memberikan dampak besar kepada dirinya menjadi pribadi yang efektif, efesien dan produktif. Dampak kebaikan Ramadan dirasakan (ditimbulkan) dalam syawal ini, makna Syawal sendiri adalah tampak atau terlihat, artinya setiap latihan dan amal ramadan kita ditampkan di bulan syawal. Ada hasil yang terukur ketika seseorang benar-benar telah menjalankan puasa dengan benar dan penuh harapan kepada Tuhan. Ketika prosesnya benar tentu saja akan berdampak kepada hasil yang diciptakan, itulah pentingnya setiap proses transformasi seseorang dijalani dengan kesabaran, ketekunan dan kebahagiaan akan berujung keindahan .Terakhir adalah manajemen produksi dan operasi di bulan Ramadan adalah tazkiyatun nafs, ada proses dan metode yang dilatih dengan terus menerus sepanjang Ramadan kemarin sehingga manusia belajar menemukan dirinya menjadi seseorang yang memiliki rahasia ikhlas dan syukur. Kedua rahasia inilah menjadi indikator seseorang mencapai hasil dari proses Ramadan selama satu bulan. Tentu saja sebagai bentuk rasa syukur dan cinta kita terhadap semua keberkahan hidup dan kebahagiaan adalah berbagi dan berkurban. Dari syawal kita menuju idul Adha, perjalanan spiritual yang sangat penting, setelah kita memahami makna dan hasil dari syawal, kita akan menjaga dan merawatnya sampai idul adha datang kepada kita.

Syawal adalah hasil dari menejemen produksi dan operasi bulan Ramadan yang terus menerus melatih kita melakukan amal baik sehingga menjadikan kita manusia unggul (di atas rata-rata), siapkan diri menuju keagungan jiwa yang berhati bahagia tanpa syarat, berjiwa syukur dan ikhlas dan berlisan kemuliaan serta berpikir baik serta menjaga pola hidup yang sehat dengan kebiasaan sukses minimal 21 hari tanpa putus.

*Naqoy , Motivator dan Direktur IKMB- Institut Kesadaran Manajemen dan Bisnis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun