Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memanfaatkan Pikiran Bawah Sadar dalam Pembelajaran

22 Oktober 2020   08:57 Diperbarui: 22 Oktober 2020   09:23 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Pemborosan yang paling besar adalah di tanah pekuburan, karena mati sebelum dapat mengoptimalkan seluruh potensi"

-- Andrew Ho --

Sangat menarik tulisan saudara Mahir Martin dalam artikel utama tadi malam yang berjudul "Mana yang Seharusnya Lebih Difokuskan? Ulasan tentang upaya guru dalam memanfaatkan pikiran bawah sadar dalam pembelajaran. Sebagai sesama guru, saya pun tertarik untuk melakukannya. Yang saya lakukan kemudian setelah membaca artikel tersebut adalah  mencari-cari aneka bahan bacaan dari google yang semuanya bertopik tentang pikiran bawah sadar, kemudian saya ringkas dan gabung-gabungkan satu sama lain menjadi yang tersebut di bawah ini.

Bahwa manusia memiliki kekuatan luar biasa untuk mencipta tentu bukan hal yang rahasia dan sudah banyak buktinya. Di manakah letak kemampuan tersebut? Tentu berada di pikiran, bukan? Kita memiliki dua karakteristik pikiran yang berbeda fungsi yaitu pikiran  obyektif dan pikiran subyektif, rasional dan irasional, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, diri dipermukaan dan diri dikedalaman, dan berbagai istilah lain.  

Akan tetapi, kita jarang memanfaatkan kekuatan pikiran tersebut karena kita telah terbiasa bahkan terjebak dalam zona nyaman. Dengan demikian, kita akan selamanya tidak dapat mencari perubahan nasib sesuai keinginan karena mengabaikannya. Itulah mengapa dikatakan bahwa manusia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar itu ternyata dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu autosuggestion dan visualization.

Cara pertama, autosuggestion. Keinginan yang sangat besar dan terekam dalam pikiran bawah sadar itulah yang dinamakan autosuggestion. seharusnya dilakukan dengan penuh rasa percaya melibatkan emosi dalam diri, dilakukan penuh konsentrasi terhadap obyek yang positif, dan berulang-ulang, sedangkan cara kedua adalah visualization. Bila kita menginginkan sesuatu maka pikiran bawah sadar akan menggambarkan apa yang didambakan itu. Informasi menarik, semoga dapat saya terapkan dalam pembelajaran.

Pikiran sadar adalah pikiran logis yang berkaitan dengan logika dan penalaran, kehendak, serta kesadaran mengani realitas. Pikiran sadar adalah semacam progamer bagi pikiran bawah sadar kita. Pikiran sadar hanya menyadari konsep sekarang atau saat ini. ia tidak dapat memprediksi masa depan. Ia hanya terfokus kepada tugas-tugas saat ini. ada empat fungsi utama pikiran sadar yaitu mengenali informasi dari pancaindra, membandingkan informasi dengan yang telah tersimpan di memori, menganalisis, mengambil keputusan atas respons spesifik terhadap informasi tersebut.

Akan tetapi, pikiran bawah sadar adalah pikiran yang berhubungan dengan energi, penciptaan, kreativitas, sebagai pelaksana apapun yang telah diprogamkan oleh pikiran sadar. Fungsi pikiran bawah sadar adalah memproses kebiasaan, perasaan, memori permanen (ingatan jangka panjang), persepsi, kepribadian, intuisi, kreativitas, keyakinan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pikiran bawah sadar merupakan seperangkat emosi dan tempat penyimpanan memori. Ia bisa juga disebut sebagai pikiran subjektif,  karena kesubjektivitasannya  dalam  merespons  yang disampaikan, dikesankan, diminta, bahkan yang  diputuskan pikiran sadar anda, tanpa sanggahan dan tawar-menawar.

Bagaimana cara kerja pikiran bawah sadar? Walaupun pikiran bawah sadar terkesan cerdas karena ia akan merespons program pikiran sadar kita tanpa tawar-menawar,  namun ia tidak secerdas yang kita bayangkan. 

Pikiran bawah sadar tidak cerdas dalam arti ia bekerja berdasar prinsip stimulus respons, berdasar perintah, bukan atas inisiatif atau pemikirannya sendiri. oleh karena itu, cara berpikirnya dianggap setara dengan anak usia delapan tahun yang masih memerlukan bimbingan dalam menyelesaikan masalah. Kecerdasannya tampak menonjol ketika menyadari pentingnya resolusi menghadapi trauma, namun ia bukan penyelesai masalah. Ia masih memerlukan bantuan dan arahan pikiran sadar bahkan bilamana diperlukan, masih memerlukan hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun