Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Faktor Psikologis dalam Menulis

25 September 2020   22:30 Diperbarui: 25 September 2020   22:46 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin kita menjauh dari ilmu psikologi, ilmu jiwa tersebut semakin mendekati kita (Ahmadi, 2015:1) demikian sepenggal kalimat dalam bab I buku Psikologi Menulis, yang membuat saya ingin meneruskan membacanya.

Psikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang sudah lama muncul dibandingkan dengan ilmu-ilmu baru, misalnya sosiologi.

Adakah keterkaitan antara menulis dengan psikologi? Konon, belajar menulis tidak dapat disamakan dengan belajar matematika. Kauffman & Kauffman (dalam Ahmadi,2015:10) mengatakan bahwa kegiatan menulis berkaitan dengan hasrat, ide, imajinasi, intuisi, juga wawasan, introversi, serta keterbukaan dalam eksperimen.

Jika merujuk pada pendapat Kauffan tersebut di atas, terlihat bahwa faktor dominan dari aktivitas menulis adalah faktor psikologis.

Tatkala seseorang diminta menulis dengan bagus disertai iming-iming hadiah, apakah hasil tulisannya ,biasanya terkait dengan menulis kreatif, selalu bisa berwujud karya besar? Oleh karena aktivitas menulis berkaitan dengan hasrat dan ide, jawaban atas pertanyaan tersebut di atas adalah belum tentu, bukan?

Pembahasan mengenai menulis memang tidak dapat dilepaskan dari psikologi karena keduanya saling berhubungan. Oleh karena itu, dalam disiplin ilmu, muncullah psikolinguistik, merupakan ilmu yang berusaha mengawinkan psikologi dengan konteks kebahasaan, menurut  Carol (dalam Ahmadi, 2015:11)  .  

Untuk dapat menggerakkan kemauan menulis memang memerlukan motivasi. Hakikat motivasi dalam psikologi yaitu berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau tenaga yang merupakan gerak jasmani dan jiwa. Dengan kata lain, motif merupakan sebuah driving force untuk menggerakkan manusia dalam bertingkah laku untuk mencapai tujuan.

Para ahli teori identitas sosial menyatakan bahwa setiap perilaku yang dilakukan manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diawali dengan adanya hasrat atau minat dan keinginan individu untuk mencapai tujuan.

Motivasi sangat berkaitan erat dengan keinginan serta ambisi yang besar tetapi tidak terlalu berinisiatif serta kurang kemauan dalam menentukan langkah demi mendapatkan keinginan  tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ambisi bukanlah faktor utama yang menjadi penentu kapasitas motivasi dalam diri seseorang.

Dunia psikologi memang memberikan sumbangan yang sangat besar dalam dunia tulis-menulis. Hasrat menulis yang bagus harus dimiliki jika seseorang berkeinginan menghasilkan tulisan yang bagus pula, walaupun hasrat tersebut baru muncul tatkala sudah menyeduh secangkir kopi, menghirup aromanya, menikmati pahit serta hangatnya.

Menulis memang tidak semudah yang dibayangkan. Walaupun demikian, segala upaya yang dijalani dengan optimisme meluap lama-kelamaan tentu berbuah bagus. Jalan menuju kesuksesan, apa pun itu, memang tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun