Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anarki di Amerika, Luka Tanpa Obat

5 Juni 2020   06:30 Diperbarui: 5 Juni 2020   07:01 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fotografer yunandri agus

Kerusuhan hebat melanda negara hebat bernama Amerika Serikat. Tidak pernah terbayang di logika saya dalam hitungan tiga hari sejak terbunuhnya pria kulit hitam George Floyd oleh polisi minneapolis Amerika Serikat.

Cerita menariknya adalah korban yang berkulit hitam di tuduh melakukan kejahatan yaitu membayar dengan uang palsu. Namun yang menjadi pemicu adalah beredarnya suatu video di mana seorang polisi kulit putih menekan leher belakang korban dengan lutut sampai kehabisan napas.

Para pejalan kaki ada yang berkata kepada Derek chauvin si polisi galak agar menghentikan aksinya karena korban berkulit hitam itu mulai meminta tolong karena merasa sesak napas.

Beberapa rekan polisi galak tidak melakukan tindak menghentikan aksi pak Derek tersebut. Walau akhirnya ke empat polisi yang terlibat aksi di luar batas tugas di pecat dan tidur di hotel prodeo namun aksi unjuk rasa tidak terbendung.

Aksi unjuk rasa yang bermula terasa damai berubah menjadi tindakan anarki. Beberapa pengunjuk rasa melakukan tindakan yang melanggar aturan positif seperti merusak mobil dan melakukan penjarahan terhadap isi toko yang berupa makanan dan pakaian. Padahal pemilik toko dan mobil yang di rusak beberapa demonstran tidak terlibat urusan dengan kematian Bro George.

Pembakaran tidak hanya terjadi kepada toko di sekitar lokasi unjuk rasa tapi meluas kepada kantor polisi setempat. Aksi unjuk rasa akhirnya meluas ke beberapa wilayah di negara presiden Donald Trump.

Bahkan aksi unjuk rasa menentang penzoliman terhadap George Floyd terjadi di negara luar Amerika Serikat seperti di Jerman, Brazil, Iran dan Australia.

Ternyata ledakan murka orang muda Amerika Serikat terhadap kasus kejam Bapak Derek Chauvin adalah hasil tabungan dari kejadian serupa yang pernah terjadi di sana.

Kasus pelecehan harga diri terhadap orang Amerika Serikat yang berkulit putih masih sering terjadi sampai sekarang walaupun gerakan anti rasisme masih gencar di kumandangkan. Dan warga kulit hitam sering berada di posisi yang harus di kalahkan.

Apakah menurut sejarah negara paman Sam orang negro dahulu adalah budak kulit putih sehingga sampai saat ini hak azasi mereka di tindas? Padahal jasa Black America sangat banyak membangun negara Amerika Serikat.

Lihat di sana ada orang hitam yang hebat seperti Muhammad Ali petinju, Martin king aktivis hak asasi, Jimmy hendriks gitaris rock dan om Barack Obama presiden Amerika Serikat ke empat puluh empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun