Mohon tunggu...
Nando Sengkang
Nando Sengkang Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

Penikmat Filsafat, Politik, Sastra, dan Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tujuan Seks, Antara Aspek Unitive dan Procreative serta Pandangan Gereja Katolik

26 November 2019   06:31 Diperbarui: 26 November 2019   12:25 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam diskursus mengenai seksualitas, perdebatan yang sering muncul mengenai makna yang terkandung di dalamnya atau mencari makna yang sebenarnya. 

Seperti, apakah ada makna dalam seksualitas? Atau seksualitas memiliki makna yang seperti apa? Menjawab pertanyaan ini, ilmu biologi akan menonjolkan aspek prokreasi, yakni semua makhluk hidup beraorientasi pada prokreasi. Paham ini sejalan dengan pemahaman kolektif, sehingga berlaku dalam kehidupan masyarakat luas.

Di sisi lain, muncul persebatan baru mengenai makna seksualitas, "Apakah seks hanya berorientasi pada prokreasi atau berorientasi pada pemenuhan nafsu semata demi kepuasan dan kesenagan pasutri?" 

Perdebatan ini melahirkan pandangan baru bahwa seks sebagai sumber kesenangan. Dengan paham ini, penggunaan alat kontrasepsi dilegalkan, sebab mencegah kehamilan yang tak diinginkan.

Senada juga yang dikatakan ahli ginekolog, yakni pengembangan metode kontrasepsi sangat efektif demi mewujudkan kebebasan seorang wanita dari kehamilan yang tak diinginkan. Selain itu, seorang feminis Prancis juga mengatakan bahwa dengan memisahkan perilaku seks yang hanya berorientasi pada prokreasi, seorang wanita dapat mencegah kesuburannya (kelahiran anak).

Oleh karena itu, dengan menyetujui pemisahan prilaku seks, maka konsekuensi ialah terjadi pemisahan seks dan cinta, cinta dan kesetiaan pasutri. Sehingga melahirkan budaya baru dalam revitalisasi masyarakat modern, yaitu seks sumber kesenangan dan kepuasan semata.

Akan tetapi, Gereja menentang keras budaya baru tersebut. Gereja menerangkan kembali makna seks bahwa seks itu baik, bahwa tindakan yang dengannya pasangan bersatu dalam cara yang intim dan murni adalah mulia dan bermartabat.

Bahwa ketika dilakukan dengan cara yang benar-benar manusiawi, mereka menandakan dan menumbuhkan pemberian diri secara timbal balik, sehingga mereka saling memperkaya satu sama lain dalam iklim rasa syukur yang menggembirakan.

Dengan demikian, pernyataan ini mengindikasikan bahwa tindakan seksual tunduk pada hukum prokreasi yang termanifestasi dalam perkawinan. Perkawinan juga melekatkan (menyatukan) aspek unitiv dan prokreasi. 

Sebab tindakan perkawinan menyatukan suami dan istri dalam keintiman terdekat, juga membawa ke dalam undang-undang yang ditulis ke dalam sifat aktual pria dan wanita untuk melahirkan generasi kehidupan baru.

Dan jika masing-masing kualitas esensial ini, yang unitif dan prokreasi, dipertahankan, penggunaan pernikahan sepenuhnya mempertahankan rasa cinta timbal balik yang sejati dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai orang tua mana sesuai panggilan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun