Mohon tunggu...
Nandiroh
Nandiroh Mohon Tunggu... Bankir - Nandiroh perbankan Syariah

nama : nandiroh prodi : perbankan syariah universitas islam nahdlatul ulama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tokoh Pendiri Islam di Desa Guyangan

3 Januari 2020   15:32 Diperbarui: 3 Januari 2020   16:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

K.H. Mustofa Abdul Hamid

K.H. Mustofa Abdul Hamid atau yang lebih dikenal dengan Mbah Zan atau Mbah Mustofa, lahir disebuah desa yang bernama guyangan, tepatnya di Dukuh Krajan, Rt 02 Rw 04 Kecamatan Bangsri Jepara. Mengenai hari, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran beliau tidak ada yang tahu persis dapat dimintai keterangan karena tidak ada bukti tertulis yang menerangkan perihal kelahiran beliau. Ayahya bernama Mbah Sipah, dan Ibunya bernama Mbah Kober. 

Mengenai silsilah jalur nasab beliau keatas, memang tidak mudah untuk mengetahuinya, namun beliau pernah mengatakan bahwa ibunya dahulu pernah bercerita, konon katanya beliau masih keturunan seorang pejuang yang bernama Eyang Puspoyudo Cokro Negoro. Eyang Puspoyudo merupakan bangsawan dan seorang kesatria dari Mataram (Yogyakarta) yang ditugaskan oleh Sultan Agung III untuk mengusir VOC dikawasan Ujungpara (Jepara). Kiprah K. Mustofa di NU, beliau ketika muda sudah memiliki jiwa Ke-NU-annya dari para kyai pesantren. Disamping itu, beliau juga aktif dalam diskusi suriyahan dengan para kyai ditingkat kecamatan bangsri. 

NU di desa guyangan berkembang dengan pesat dari masa kemasa tak lepas dari jasa beliau yang memang kapasitasnya sebagai orang pertama kali yang mendirikan pesantren di desa guyangan dan juga merintis  madrasah/ MI Talimul Atfal, serta Masjid Baitul Muminin Umbuk-Umbuk. Beliau berkhidmah di NU mula-mula mendirikan GP. Anshor, Muslimat, Fatayat, Banser dan Pandu yang menjadi cikal bakal IPNU. Beliau sendiri selalu aktif dalam jamiyah NU mulai dari pengurus Tanfidziyah kemudian naik ke Rais Syuriah ranting desa guyangan sampai akhir hayatnya. 

Beliau menghembuskan nafas terakhir pada waktu Dhuha sekitar pukul 11.00 WIB pagi pada Hari Ahad Kliwon, Tanggal 28 Januari 2007 M/ 9 Muharrom 1428 H.di ndalem beliau dengan didampingi istri tercintanya Nyai Markilah Hamid serta puta-putri dan beberapa cucu beliau. Keteladanan yang bisa ditiru oleh generasi milenial yaitu: sederhana, mandiri, mencintai ilmu, sopan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun