Mohon tunggu...
Nanda Inggar Nusantari
Nanda Inggar Nusantari Mohon Tunggu... Konsultan - a learner

a learner, enthusiastic, food lover, but keep healthy. contact : nandainggarn@gmail.com , IG : nanda Inggar N

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Museum Ullen Sentalu : Mesin Waktu Menuju ke Masa Lalu

20 Maret 2019   16:41 Diperbarui: 7 Mei 2019   16:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya tidak menyangka bahwa museum yang saya kunjungi di Jogja saat itu memberikan kesan yang sangat mendalam di hati saya bahkan hingga hari ini. Rasanya baru kemarin berkunjung namun rasanya sudah rindu."

Tiga bulan yang lalu saya diminta menemani sepupu saya pergi ke Jogja untuk sebuah urusan. Daripada bosan, sambil menunggu urusan sepupu saya selesai, saya memutuskan untuk berekreasi sebentar di Jogja. Saya langsung browsing dan menemukan Museum Ullen Sentalu dalam review utama sebuah blog pariwisata, tanpa pikir panjang saya memutuskan untuk berkunjung ke Museum Ullen Sentalu. Museum ini terletak di Kaliurang barat Kabupaten Sleman.

Saya senang berwisata sejarah seperti ke museum. Museum Ullen sentalu ini menurut saya adalah sebuah museum yang komplit, dari segi bangunan yang menarik, pemandangan alam yang sangat menyejukkan, serta wisata yang edukatif dan informatif juga bisa diperoleh oleh pengunjung, yang tak kalah penting adalah pemandu wisata yang keren-keren dalam menuturkan sejarah masa lampau. Sungguh museum yang sangat lengkap dan bisa menjadi contoh bagi museum lainnya. Tidak salah jika museum Ullen Sentalu ini dinobatkan sebagai 10 museum teratas versi travelers choice attraction, serta menjadi museum terbaik kedua menurut situs travel TripAdvisor. Dari natonalgeographic.co.id, Museum Ullen Sentalu pernah dianugerahi gelar museum terbaik se-Indonesia.

                                                                                           sumber : casaindonesia.com

Jika asumsi tentang sebuah museum itu adalah wisata yang tidak menarik dan membosankan, hal ini tidak berlaku untuk Museum Ullen Sentalu. Tak hentinya saya terheran-heran melihat sudut demi sudut Museum, bahkan semakin takjub setelah berkeliling. Dari luar, Ullen Sentalu tampak megah dengan arsitektur perpaduan Eropa abad pertengahan dan jawa. Lokasinya di daerah pegunungan serta lingkungan sekitar yang tenang berpadu menjadi panorama yang sangat menyegarkan dan membuat betah.

Setelah dibuatnya takjub dengan bangunan museum yang modern namun terkesan antik, saya bersama 10-15 pengunjung dipersilahkan untuk menanti giliran berkeliling di Museum cantik ini. Sekitar 15 menit kemudian saya bersama pengunjung lainnya disambut oleh seorang pemandu, Kami dipandu berkeliling di museum ullen sentalu. Untuk layanan ini kami tidak perlu membayar kembali karena layanan ini sudah termasuk tiket masuk. Pemandu mulai memperkenalkan diri kemudian menjelaskan asal mula nama unik museum ini serta sejarah berdirinya museum.

Museum Ullen Sentalu merupakan museum swasta yang pembangunannya diprakarsai oleh Keluarga Haryono, keluarga pembatik di Yogyakarta yang merupakan keturunan bangsawan dan dipayungi Yayasan Ulating Blencong. Ullen Sentalu sendiri merupakan akronim dari kata Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku yang artinya Pelita Kehidupan Umat Manusia. Museum Ullen Sentalu menyimpan berbagai koleksi dan peninggalan budaya dan kehidupan bangsawan Jawa pada masa Kerajaan Mataram.

Tidak seperti melihat sejarah dalam buku sejarah, berkeliling di museum Ullen Sentalu membuat saya dan pengunjung lainnya terhipnotis dan terasa dibawa ke jaman kerajaan mataram dan melihat kejadian-kejadian secara kronologis. Keasyikan ini tentu saja didukung oleh kemampuan pemandu dalam bertutur, tidak ada setitik kejadian yang luput diceritakan dari lukisan dan benda-benda peninggalan di ruangan-ruangan Museum Ullen Sentalu.

Ruang Koleksi Museum Ullen Sentalu dibagi dalam beberapa ruang. Yang pertama Ruang Selamat Datang (Ruang Tamu). Kemudian ada Ruang Seni dan Gamelan yang menyimpan seperangkat koleksi gamelan. Ruang ketiga adalah Guwo Selo Giri yang menjadi ruang pamer lukisan tokoh kunci yang mewakili empat kerajaan Dinasti Mataram. Selanjutnya Kampung Kambang, bangunan unik yang dibangun di atas air yang menampilkan koleksi batik, syair, hingga album hidup GRKay. Yang terakhir adalah Ruang Sasana Sekar Buwana dan Koridor Letja Randa yang merupakan museum outdoor yang memamerkan patung-patung Dewa dan Dewi dari abad ke-8 dan ke-9.

Di antara ruangan-ruangan museum, ada dua ruangan yang paling menarik perhatian saya, yang pertama adalah ruang Putri Dambaan. Ruangan ini memuat biografi semasa hidup dari GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, yang merupakan putrid dari Mangkunegara ke VII & Permaisuri GKR Timur. Pemandu menjelaskan secara detail bagaimana kehidupan dan juga budaya Putri Kraton. GRAy Siti Nurul sungguh cantik terpampang lugas dari dinding-dinding museum di Ruangan Putri dambaan mulai tahun 1921 hingga 1951. Beliau menjadi idola di jamannya, digilai banyak laki-laki. Semasa hidupnya, Gusti Nurul ini dikenal sebagai seorang putri bangsawan Jawa yang anti poligami, cerdas dan lihai menari. Bahkan ia juga pernah menari di Belanda pada tahun 1937 di pernikahan putri Juliana. Gusti Nurul pernah hendak dipersunting oleh empat tokoh terkenal, yaitu Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan Kolonel GPH Djatikusumo namun gusti Nurul memilih untuk menikah dengan seorang tentara

Selain ruang Putri Dambaan, ruangan yang paling saya sukai adalah Bilik Syair Tineke, di tempat ini terdapat beberapa syair dari Putri Sunan Pakubuwono XI Surakarta yakni GRAj Koes Sapariyam atau yang akrab disapa Tineke (nama Belanda). Ruang syair Puteri Tineke. Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, Tineke adalah putri Pakubuwono XI alias raja Solo. Nama aslinya GRAj Koes Sapariyam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun