Mohon tunggu...
Nanda Rahmania
Nanda Rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Indonesia

menyuarakan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gerombolan Penebar Teror KKB-OPM Dinilai Tak Peduli dengan Orang Asli Papua

25 Mei 2021   21:08 Diperbarui: 25 Mei 2021   21:19 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : nasional.sindonews.com

Disclaimer: tulisan ini diminta yang bersangkutan untuk dinaikkan di kompasiana saya. Saya bertanggungjawab dan menyatakan bahwa tulisan ini asli dan bukan plagiat

Gerombolan Penebar Teror KKB-OPM Dinilai Tak Peduli dengan Orang Asli PapuaDisclaimer: tulisan ini diminta yang bersangkutan untuk dinaikkan di kompasiana saya. Saya bertanggungjawab dan menyatakan bahwa tulisan ini asli dan bukan plagiat

Kekejian para gerombolan penebar teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai sudah dikenal sejak lama. Mulai dari membunuh guru, membantai warga, menyembelih tukang ojek dan membakar sekolah tempat anak-anak Papua belajar merajut masa depan, sudah lama menjadi berita.

"Ibaratnya sebuah keluarga, para pimpinan gerombolan penebar teror Papua itu tak lebih dari jenis orang yang tega menipu anggota keluarga sendiri," kata Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, Jumat (7/5/2021).

Bila para pemimpin gerombolan penebar teror KKB itu layaknya bapak dan suami dalam sebuah keluarga, mereka hanyalah jenis suami yang tega menyelewengkan kewajibannya untuk kesenangan pribadi. "Bila diibaratkan bapak, ini jenis bapak yang tak peduli dengan anaknya, asalkan apa yang menjadi kesenangan pribadinya terpenuhi," kata Nurkhasanah.

Ketua AMMI itu menunjuk kisah Tenius Tebuni, seorang eks anggota gerombolan penebar teror KKB yang bertahun-tahun mengikuti kelompok teror itu melakukan petualangan kejinya meneror warga Papua. Untunglah, kata Nurkhasanah, Tenius Tebuni yang menjadi anggota gerombolan penebar teror KKB dari kelompok Rambo Lokbere pimpinan Egianus Kogoya itu akhirnya sadar.

Ibarat orang kesurupan yang jinnya telah berhasil diusir keluar meninggalkan tubuh dan kesadaran, Tebuni kini kembali ke pangkuan NKRI dan menyatakan tobat. "Dia bilang, selama bertahun-tahun menyaksikan kekejaman kelompoknya, hatinya menjerit tiap kali menyaksikan penyiksaan dan kekejian yang dilakukan kelompoknya terhadap warga," kata Nurkhasanah.

"Bukan hanya warga Papua yang berasal dari pendatang, tapi juga warga asli, yang kulitnya sama hitam, rambut sama keriting, tetapi tak bisa membantu mereka karena kemiskinan yang diderita. Kekejian apa lagi yang kurang, manakala orang sudah tega melakukan hal itu kepada sesamanya sendiri yang tak kuasa apa-apa?" tambahnya.

Menurut Nurkhasanah, orang-orang asli Papua yang direkrut gerombolan penebar teror KKB seperti Tenius Tebuni, bukan jenis orang yang punya kehendak macam-macam. Mereka orang-orang sederhana yang urusannya pun tak lebih dari hal-hal primer semata.

"Tenius bilang, mereka direkrut teroris KKB dengan janji cukup makan, rokok dan uang. Namun seiring berjalannya waktu, janji tersebut tak satu pun pernah terwujud. Rata-rata pemimpin gerombolan penebar teror KKB ternyata pembohong, tukang kibul. Alih-alih cukup makan enak sebagaimana janji, rokok terus ngebul seperti sepur, eh, mereka lebih sering kelaparan di dalam hutan, kekurangan logistik," ungkapnya.

Kelaparan dan lebih kenyang makan janji itu, menurut Nurkhasanah sebagaimana pengakuan Tenius Tebuni, yang tampaknya membuat mereka gelap mata manakala warga Papua yang mereka peras dan ancam tak bisa memuaskan permintaan mereka. Akhirnya, sebagaimana tersiar dikabarkan media massa, kelompok teroris KKB pun semakin ringan tangan, keji dan brutal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun