Kelompok 2
Nana Bayina Putri
Reivan supriyatna
Mufakoh
Silvia upri amalia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunikasi efektif merupakan komponen penting dalam pelaksanaan serah terima pasien antar shift. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, komunikasi efektif adalah arus informasi yang terus menerus terjadi antara tenaga kesehatan dan sangat penting untuk kualitas perawatan (Care, Adams, & Osborne-mckenzie, 2012). Â serta mencegah insiden keselamatan pasien (Dojmi et al., 2014). Â Serah terima klinis yang tidak efektif telah menjadi isu mendunia terkait dengan rangkaian perawatan klinis yang mengancam keamanan pasien. Â Sekitar 44.000 - 98.000 orang meninggal setiap tahun karena kesalahan medis (medical error). Kesalahan komunikasi dilaporkan sebagai faktor penyumbang utama lebih dari 70% dari semua kejadian kesalahan medis tersebut (Vinu & Kane, 2016). Â Australian Commission on Safety and Quality in Health Care (2011), Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (2012) menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, praktik serah terima klinis yang buruk telah diidentifikasi sebagai faktor utama menimbulkan bahaya pada pasien dengan 80% kesalahan serius dalam perawatan kesehatan yang disebabkan oleh kesalahan komunikasi antar pemberi perawatan selama serah terima pasien dan sekitar satu dari lima pasien mengalami kejadian buruk (Spooner, Aitken, Corley, Fraser, & Chaboyer, 2016).
Kesulitan yang paling umum dialami perawat adalah kurangnya pedoman serah terima dan menentukan informasi apa yang harus dilaporkan (Ayala, 2017). Alghenaimi, (2012) juga menyatakan bahwa masalah seputar serah terima tersebut disebabkan kurangnya format komunikasi  terstruktur, dan disintegrasi catatan kesehatan elektronik selama laporan serah terima berlangsung.  Banyak variasi model format terstruktur yang dapat digunakan dalam proses serah terima, semua jenis model tersebut sama-sama berfungsi secara efektif dan relevan yang dapat membantu perawat untuk meningkatkan komunikasi efektif dalam serah terima (Ballantyne, 2017). Salah satu format yang dapat digunakan dalam serah terima pasien antar shift adalah ISBAR.  Serah terima antar departemen dan antar shift harus dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi ISBAR (Identify, Situation, Background, Assessment, Recommendation, Read-back, Risk) sebagai kerangka kerja terstruktur yang menguraikan informasi yang akan ditransfer.
Rumusan Masalah