Mohon tunggu...
Namiratul balqis Elok barlian
Namiratul balqis Elok barlian Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rentannya Gangguan (Kesehatan Penglihatan Pada Mata) di Kalangan Anak Remaja

29 November 2022   09:04 Diperbarui: 29 November 2022   12:24 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman di era abad ke 22, banyak terjadi perubahan di masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut salah satunya ada dalam hal penggunaan teknologi. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan masyarakat yang serba online (serba digital internet). Kegiatan yang biasanya dilakukan di luar rumah sekarang bisa dilakukan dari dalam rumah seperti berbelanja, belajar mengajar, sampai nonton konser pun bisa melalui handphone. Perkembangan ini membuat perubahan pada kesehatan tubuh, bukan hanya itu kesehatan pada mata menjadi acuan dalam kegiatan yang serba digital. Sebenarnya mengapa kesehatan mata menjadi sangat rentan di era serba digital seperti sekarang?

Pertama-tama mari kita pahami dahulu apa itu perkembangan zaman digital.

Dalam KBBI disebutkan, digital artinya "berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran". Sedangkan Kamus Google mengartikan digital sebagai jari, tuts, cacahan. Digital menggambarkan teknologi elektronik yang menghasilkan, menyimpan, dan memproses data dalam dua kondisi: positif dan non-positif. Pengertian digital juga dikaitkan dengan media, atau komunikasi maka merujuk pada internet. Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedemikian dekat walaupun salng berjauhan. Kita dapat dengan cepat mengetahui informasi tertentu bahkan real time.

Alasan munculnya gangguan kesehatan pada mata adalah para anak remaja menyebut bahwa dirinya termasuk remaja dengan mata empat. Alasan mereka menyebut dirinya mata empat karena kata mata empat digambarkan sebagai kutu buku oleh kalangan anak remaja. Kenapa demikian? Mata empat adalah ciri khas seseorang kutu buka yang suka membaca dan menyebabkan mereka menggunakan kacamata akibat kebiasaan membaca buku yang kurang efektif. Dari situlah muncul keluhan remaja mata empat. Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan banyak para anak remaja ini menggunakan kacamata?

Ternyata hal ini berhubungan dengan adanya pandemic Covid-19. Bagaimana tidak, munculnya pandemi memaksa kita harus tetap waspada dan melakukan aktivitas apapun di dalam rumah. Aturan dari pemerintah juga memperkuat alasan terhadap pengurangan mobilitas masyarakat. Akibatnya, baik dari kalangan muda sampai kalangan tua, mereka melakukan berbagai kegiatan di dalam rumah. Karena hal itu, para remaja ini tidak banyak melakukan aktivitas di luar karena semua aktivitas seperti sekolah, mengerjakan tugas semua serba daring (online). Tak sedikit remaja yang merasakan ketika melihat layar handphone dan laptop dalam waktu yang cukup lama. Kebiasaan ini kemudian bisa menyebabkan mata lelah, apalagi jika menghabiskan waktu 4--6 jam bermain handphone dan laptop. Gejala mata lelah antara lain mata merah atau iritasi, mata kering, dan penglihatan menjadi kabur.

Menurut studi World Health Organization (WHO) pada 2010, sekitar 27% atau 1,893 miliar orang di dunia menderita miopia. Menurut penelitian tersebut, prevalensi miopia tertinggi ada di kawasan Asia Timur, seperti China, Jepang , Republik Korea, dan Singapura. Sementara untuk Indonesia, sebuah organisasi non-pemerintah nirlaba asal Australia Brian Holden Institute memprediksi sekitar 17,2% anak-anak di Indonesia akan mengalami mata minus pada 2050.

Untuk mengurangi peningkatan "mata empat" pada anak remaja, bisa melakukan beberapa cara berikut ini. Mata minus memang tidak bisa berkurang tapi dapat dicegah agar tidak bertambah parah dengan cara : Membaca dengan jarak yang baik, tidak terlalu dekat. Hindari penggunaan HP, laptop, TV terlalu lama. Kedua lakukan Senam mata, Menjemur mata di pagi hari, Lepas kacamata ketika tidak diperlukan. Ketiga Mengonsumsi Jus Lidah Buaya, Mengonsumsi Jus Buah Bit, Rutin Mengonsumsi Wortel, Daun Sirih. Terakhir, atur waktu untuk beristirahat agar mata bisa kembali normal dan tidak terlalu lelah karena seharian sudah beraktifitas. Jangan sampai waktu istirahat dan tidur kita menjadi terganggu karena aktivitas yang tidak ada hentinya ya. Semoga membantu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun